Jakarta (ANTARA News) - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (BSP) melakukan kerjasama dengan PT AES AgriVerdes Indonesia, perusahaan pengembang Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism/CDM) asal Amerika Serikat, untuk proyek pengurangan gas rumah kaca dari limbah industri kelapa sawit. "AES yang melakukan investasi, mereka yang menyiapkan infrastruktur. Nanti hasil yang kita peroleh berupa CER (Certified Emission Reduction) yang dijual dan dibagi dua perolehannya," kata Direktur Business Development PT BSP Tbk, M. Iqbal Zainuddin, setelah penandatanganan kerjasama di Jakarta, Rabu. Dia mengatakan ada tiga pengolahan kelapa sawit (PKS) milik BSP yang limbahnya akan diolah oleh AES, yakni Bakrie Sumatera Plantations Kisaran (Sumatera Utara), Bakrie Pasaman Plantations (Sumatera Barat), dan Sumbertama Nusa Pertiwi (Jambi). Menurut dia, dari delapan PKS yang dimiliki PT BSP Tbk baru tiga yang limbahnya dikelola oleh AES. Lima PKS lainnya masih menunggu hasil dari tiga PKS yang lebih dulu diterapkan CDM. "Kita lihat metodologinya dulu. Perhitungannya tiga atau empat bulan ke depan proyek ini selesai dan pengolahan dapat dilakukan. Pembangunan ini tidak terlalu rumit," ujar dia. Pembagian hasil jual CER atau pertukaran karbonnya sendiri, menurut dia, dibagi 30 persen untuk BSP dan 70 persen untuk AES. Sementara itu, Country Manager PT AES AgriVerde Indonesia, Haskarlianus Pasang mengatakan, rata-rata kapasitas gas metan yang dihasilkehng-masing PKS mencapai 30.000 ton gas metan per tahun. Maksimal dapat menghasilkan 60.000 ton gas metan per tahun. "Harga CER sendiri di dunia seperti saham, turun naik. Tapi terakhir yang saya tahu sudah mencapai 17 euro per ton," ujar dia. Haskar tidak menjelaskan berapa besar investasi yang ditanamkan pada satu PKS. Namun dia mengatakan angkanya mencapai miliaran rupiah. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008