Denpasar, (ANTARA News) - Dua seniman asal Eropa yang sedang menggelar pameran seni perhiasan dan tekstil di Bali, memilih memasang harga dolar AS pada berbagai jenis karya yang ditampilkan, dan bukannya menggunakan mata uang Euro. Berbagai karya seni perhiasan yang banyak menggunakan bahan perak dan aneka produk tekstil didominasi sutera warna alam di Ganesha Gallery, Four Seasons Resort, Jimbaran, Bali itu, umumnya menawarkan harga ribuan dolar AS per unit/satuan. "Karya seni perhiasan dan tekstil itu ditawarkan dalam dolar AS, karena menyesuaikan dengan kebiasaan sebagian besar turis asing yang masih menggunakan mata uang Amerika," komentar Public Relation Manager Four Seasons Resort, Prhativi Dyah, Minggu. Dua seniman asal Eropa itu yang sudah cukup lama bekerja di Bali, Jean-Francois Fichot, menampailkan karya seni dengan sentuhan perhiasan perak dan Sebastian Mesdag memamerkan aneka jenis tekstil mewah berbahan sutera. Pameran yang akan berlangsung hingga 19 Juni 2008 tersebut dengan sasaran tamu hotel dan pengunjung lainnya yang sebagian besar wisatawan asing dari berbagai negara. Karena itu, walaupun pameran ini menampilkan karya seni buatan seniman asal Perancis yang banyak memadukan corak seni Bali, memilih menawarkan harga dalam dolar AS, katanya. Jean-Francois Fichot, yang pertama datang ke Bali tahun 1970-an, bukan saja menawarkan aneka perhiasan yang didominasi bahan perak, tetapi juga berbagai jenis perlengkapan rumah tangga berhias perak. Seperti aneka jenis meja, kursi yang divariasi perhiasan perak hingga bagian kakinya, sehingga harganya mencapai ribuan dolar AS per unit/satuan. Demikian pula Sebastian Mesdag, yang usianya jauh lebih muda dibandingkan rekannya itu, menampilkan aneka karya berbahan sutera yang divariasi renda-renda dan manik-manik dengan harga ribuan dolar AS.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008