Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Pemerintah Luksemburg membantu agar larangan terbang yang diterapkan Uni Eropa (UE) terhadap maskapai penerbangan Indonesia ke Eropa dicabut. "Presiden meminta kerjasama dengan Luksemburg agar 'airline ban' segera dicabut. Pertemuan Komisi Teknis Uni Eropa Juli mendatang akan membicarakan hal itu," kata Juru Bicara Presiden Dino Patti Djalal, seusai kunjungan kehormatan Deputi Perdana Menteri Luksemburg Jean Asselborn ke Kantor Presiden, Jakarta, Kamis. Menurutnya, saat ini Departemen Perhubungan masih terus melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan UE sesuai dengan `roadmap` yang ditetapkan di Bandung Januari lalu. Dikatakan Dino, Asselborn yang juga menjabat sebagai Menlu Luksemburg dalam kesempatan itu mengatakan masalah larangan terbang adalah masalah teknis, sehingga harus diselesaikan secara teknis pula. "Ini masalah teknis. Jadi kalau akan dicabut bukan karena faktor lain, tetapi faktor teknis karena ada kesepakatan atau dibenahi berdasarkan roadmap Bandung. Kalau hal-hal teknis ini sudah dapat dipenuhi, maka dalam pertemuan komisi teknis di Eropa Juli mendatang mudah-mudahan ada perkembangan teknis," katanya. Dalam kesempatan itu, lanjut Dino, juga dibicarakan soal hubungan kerjasama terutama di bidang perdagangan yang pada 2006 hanya bernilai 23 juta dolar AS dan tahun berikutnya sebesar 36 juta dolar AS. Menurutnya, potensi dagang kedua negara masih bisa dikembangkan, terutama untuk ekspor Indonesia yang selama ini di sektor alas karet, meubel, mesin listrik, dan kertas. Sedangkan impor Indonesia ke negara kaya di Eropa itu adalah peralatan mesin, alat logam dan alat plastik. "Presiden meminta dikembangkan langkah-langkah untuk interaksi Luksemburg-Indonesia guna meningkatkan perdagangan dan investasi," katanya. Selain sektor-sektor tersebut, kerjasama di bidang keuangan juga akan ditingkatkan, karena Luksemburg merupakan negara dengan sektor keuangan termaju di dunia. (*)

Copyright © ANTARA 2008