Jakarta (ANTARA News) - Menneg Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Paskah Suzetta menyatakan bahwa program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diberikan pemerintah akan mampu menahan pertumbuhan angka kemiskinan yang sekarang jumlahnya sekitar 37,2 juta jiwa. "Angka kemiskinan bisa naik 4,7 juta kalau tanpa BLT. BLT kan berperan menjaga daya beli mereka sesuai proporsinya. Dan itu merupakan program yang kita buat secara menyeluruh," kata Paskah usai membuka sebuah lokakarya di Gedung Bappenas Jakarta, Kamis. Menurut Paskah, pernyataan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Maxensius Tri Sambodo yang memprediksi jumlah penduduk miskin Indonesia akhir 2008 naik 4,7 juta menjadi 41,1 juta jiwa akibat kenaikan harga BBM adalah kurang tepat. Kurang tepat, kata Paskah, karena kenaikan BBM diikuti dengan program kompensasi berupa dana BLT yang diperkirakan mampu menahan pertumbuhan angka kemiskinan. Selain itu, pemerintah juga memiliki memiliki program-program pemberdayaan masyarakat dan bantuan sosial seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Raskin, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat dan Program Keluarga Harapan (PKH) yang semuanya bertujuan membantu rakyat. "BLT itu untuk menjaga daya masyarakat, bukan mengurangi kemiskinan. Itu kan hanya program singkat. Kalau untuk menanggulangi kemiskinan, ada lagi tiga kluster itu, yaitu bantuan sosial, PNPM, dan KUR. Itu sebetulnya yang menurunkan angka kemiskinan," jelasnya. Paskah menambahkan, dirinya masih yakin pemerintah akan bisa mencapai target penurunan penduduk miskin menjadi sekitar 14,2 persen hingga 16 persen pada 2008. "Bahkan pada 2009 bisa 12,5 persen," katanya Sebelumnya Peneliti Ekonomi LIPI Maxensius Tri Sambodo mengungkapkan, pihaknya memprediksikan jumlah penduduk miskin pada akhir 2008 mencapai 41,1 juta jiwa, naik 4,7 juta jiwa dibanding Maret 2007 yang hanya 37,2 juta jiwa. Kenaikan harga BBM, kata Maxensius, akan mendorong kenaikan garis kemiskinan menjadi Rp195 ribu/orang/bulan dengan tetap memperhitungkan pemberian dana BLT. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008