Brisbane (ANTARA News) - Kapal latih TNI AL, KRI Arung Samudera, akan lego jangkar di perairan Darwin pada Senin malam (2/6) pukul 21.00 waktu setempat dan baru merapat ke dermaga ibukota negara bagian Northern Territory (NT) itu Selasa pagi. "Insya Allah kita masuk Darwin Selasa pagi sekitar pukul 08.00 atau 10.00 waktu Darwin," kata Komandan KRI Arung Samudera, Mayor Laut (P) Eko Deni Hartono kepada ANTARA yang menghubunginya dari Brisbane, Minggu. Sebelumnya, kapal layar tiang tinggi buatan Selandia Baru itu sudah menyinggahi Cairns, Queensland Utara. Mayor Eko Deni mengatakan, dalam pelayaran dari Cairns ke Darwin, pihaknya berpedoman pada peta yang dikeluarkan Australia tahun 1984 atau yang lebih dikenal dengan peta "Aus No 27". Menjelang memasuki perairan NT, posisi kapal melawan angin yang berhembus dari selatan dengan kecepatan antara tiga dan empat knot namun pihaknya berupaya tiba di kota itu sesuai dengan rencana, katanya. Ia mengatakan, pihaknya berencana singgah di Darwin selama enam hari sebelum melanjutkan pelayaran ke Kupang. Namun rencana ini masih harus dikoordinasikan dengan otoritas Angkatan Laut Australia (RAN) dan Konsulat RI Darwin. "Selama di Darwin, kita akan melakukan `open ship` (berkunjung ke kapal bagi masyarakat umum) dan bersilaturahmi dengan pihak RAN maupun Konsulat RI," katanya. KRI Arung Samudera bertolak dari Cairns menuju Darwin tanggal 20 Mei 2008. Sesaat sebelum bertolak, Mayor Eko Deni bersama 18 orang awak KRI sempat memperingati 100 Tahun Kebangkitan Nasional (Harkitnas) dengan doa bersama. Dari Darwin, KRI Arung Samudera selanjutnya berlayar ke Kupang dan kemudian ke pangkalannya di Surabaya. Kapal layar tiang tinggi milik TNI ini berada di Australia sejak tahun lalu. Pelayaran KRI Arung Samudera ke negeri jiran ini dimaksudkan untuk ikut menyemarakkan penyelenggaraan KTT Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Sydney pada 8-9 September 2007 bersama enam kapal layar tiang tinggi Australia. Namun dalam pelayaran dari Cairns ke Brisbane pada 23 Agustus 2007, kapal dihadang badai besar di perairan Teluk Wide, Queensland, dan sempat terdampar di pantai Rainbow sebelum berhasil ditarik ke Brisbane. KRI Arung Samudera berada di Queensland, khususnya Brisbane, selama sekitar sembilan bulan untuk proses perbaikan dan pemulihan akibat kerusakan yang diderita dalam musibah 23 Agustus 2007 itu. Dipuji perwira Australia Terhadap musibah yang menimpa KRI Arung Samudera, Perwira RAN "Bulimba" di Brisbane, Letnan Komander Larry Cook, yang ditemui ANTARA di sela acara pelepasan KRI Arung Samudera 6 Mei lalu mengatakan, ia memuji kepemimpinan Mayor Eko Deni yang berhasil menyelamatkan kapal dan seluruh awaknya. Sejak awal musibah yang menerpa KRI Arung Samudera akibat badai dan cuaca buruk yang belum pernah ada dalam sejarah iklim di Queensland Agustus lalu ia sudah menyampaikan selamat kepada Mayor Eko Deni karena di bawah kepemimpinannya di tengah cuaca yang "sangat ganas", semua awak selamat. Kapal layar tiang tinggi TNI AL itu mengalami kerusakan setelah dua kali dihadang cuaca buruk yang ditandai dengan angin berkecepatan 80 hingga 100 kilometer per jam. Dalam musibah itu, layar utama dan sebuah layar depan rusak. Selain itu, satu layar lainnya juga terlipat dan baja bagian bawah yang berfungsi sebagai penyeimbang atau "stabilizer" kapal bengkok. Pada saat kejadian, Badan Meteorologi dan Geofisika Australia mencatat curah hujan di kawasan Rainbow Beach pada saat musibah terjadi mencapai 813 milimeter atau 10 kali lebih besar dari rata-rata curah hujan bulan Agustus. Intensitas curah hujan di kawasan itu selama beberapa hari pada Agustus 2007 merupakan yang terbesar sejak tahun 1880. Perbaikan kapal berbobot 120 ton yang sebelum dibeli pemerintah RI bernama "Advanture" ini dilakukan di fasilitas dok milik "Viking Industries Limited" Brisbane melalui anak perusahaannya, "Marine Application". Dalam proses perbaikan, beberapa perlengkapan kapal yang rusak telah diganti dengan yang baru. Di antara yang diganti baru itu adalah "Centre boat" berbobot 3,5 ton, enam layar, dua mesin, generator dan baling-baling tiga daun. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008