Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Senin pagi, melemah tipis dua poin menjadi Rp9.305/9.315 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu pada posisi Rp9.307/9.318, karena pelaku lebih cenderung membeli dolar AS. Pelaku pasar lebih memilih membeli greenback atau dolar AS ketimbang rupiah sehingga mengakibatkan mata uang lokal itu turun, meski harga minyak mentah dunia melemah hingga di posisi 127 dolar AS per barel, kata pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, Senin. Dikatakannya, aktivitas pasar sepi karena pelaku pasar hanya membeli dolar AS dalam jumlah yang kecil sambil menunggu keluarnya data indikator ekonomi AS. Data indikator ekonomi AS diperkirakan akan lebih baik dari sebelumnya yang mendorong dolar AS diburu pelaku pasar, sehingga dolar akan menguat terhadap mata uang Asia lainnya, katanya. Penurunan rupiah, menurut dia, seharusnya tidak akan terjadi, karena pasar saham regional membaik, menyusul menguatnya bursa Wall Street. Rupiah kemungkinan masih tetap berada di atas posisi Rp9.300 per dolar AS, karena para pelaku lebih hati-hati. Mata uang lokal itu masih akan bergerak turun dalam kisaran yang sempit, karena tekanan pasar tidak begitu besar. Rupiah akan tetap dijaga oleh Bank Indonesia (BI) yang terus mengamati pergerakan posisi rupiah di level itu juga karena BI sudah masuk pasar agar rupiah tidak terpuruk lebih jauh. Ia memperkirakan rupiah masih berada dalam kisaran yang sempit antara Rp9.300 sampai Rp9.310 per dolar AS. Sementara dolar AS terhadap yen berkisar 102 sampai 105 yen yang saat ini mencapai 104,92 yen, sedangkan sterling turun terhadap dolar AS menjadi 1,9740 melemah 0,4 persen. Euro terhadap dolar As menjadi 1,5550. (*)

Copyright © ANTARA 2008