Padang (ANTARA) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan kepada para mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan inovasi mereka di bidang usaha daripada menyimpan keinginan untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS), katanya di Padang, Selasa.

Wapres mengatakan kesempatan bekerja di pemerintahan saat ini semakin kecil khususnya untuk tenaga administrasi karena pemerintah lebih membutuhkan tenaga berkeahlian.

Baca juga: Wapres JK serahkan penghargaan Minang Entrepreneur Award

Baca juga: Tinjau tenun Tanah Datar, Mufidah Kalla: Nanti saya bantu pasarkan


"Kita (pemerintah) akan mengurangi lebih banyak kepada sektor administrasi, karena perubahan teknologi dan zaman. Oleh karena itu maka yang terbuka dan menjadi harapan ke depan ialah meningkatkan inovasi entrepreneurship," kata Wapres saat menghadiri penyerahan Minang Entrepreneurship Award di Universitas Negeri Padang, Selasa.

JK menyebutkan berdasarkan pengamatannya, sedikitnya 70 persen mahasiswa pada 10 sampai 20 tahun lalu ingin bekerja sebagai PNS ketika lulus. Namun berdasarkan data penelitian, jumlah lulusan mahasiswa dan lowongan kerja sebagai PNS sangat berbanding terbalik.

Jumlah lulusan sarjana setiap tahunnya mencapai hampir 900 ribu orang, sementara penerimaan PNS setiap tahun tidak lebih dari 50.000 orang, tambahnya.

"Itu berarti kurang lebih di bawah 2 persen yang dapat diterima. Oleh karena itu maka harapan yang terbuka ada di dua bidang, profesi dan usaha, itu terbuka 100 persen untuk anda semua," kata Wapres di hadapan mahasiswa UNP.

Selain itu, upaya Pemerintah untuk meminimalkan penerimaan pegawai di bidang administrasi juga membuat kesempatan lulusan baru sarjana harus meningkatkan keahlian diri mereka. Pemerintah saat ini lebih mementingkan penerimaan PNS untuk produktif, kata Wapres.

"Kita juga ingin merampingkan birokrasi nasional kita, akan kita perbanyak sektor-sektor produktif, sektor-sektor seperti guru, tenaga kesehatan, peneliti, juga tentu dengan tenaga-tenaga yang ada hubungannya dengan sektor riil tentu kita akan tambah," ujarnya.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019