Yogyakarta (ANTARA News) - Jenazah ibunda Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, isteri Sri Sultan Hamengku Buwono X, Raden Nganten Susantilah Soepono (82), Jumat sekitar pukul 15.00 WIB dimakamkan di pemakaman Cokro Konteng, Demakijo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, DIY. Sebelum dimakamkan, jenazah disemayamkan di Dalem Prabeyo, Magangan, kompleks Keraton Kasultanan Yogyakarta. Di rumah duka itu, tampak GKR Hemas yang didampingi Sri Sultan HB X menerima ucapan dukacita dari para takziah. Tampak melayat di rumah duka, para bupati/walikota se Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pejabat kedinasan di lingkungan pemerintah provinsi (pemprov) DIY dan masyarakat setempat. Sebelum jenazah almarhumah diberangkatkan ke tempat pemakaman Cokro Kenteng Demakijo, dilangsungkan upacara prosesi `brobosan` oleh putera dan cucu almarhumah. Sementara itu, GKR Hemas didampingi Sultan HB X tampak hanya menyaksikan upacara "brobosan` tersebut. Kemudian, dengan diiringi tetesan air mata GKR Hemas, jenazah ibundanya diangkut ke mobil jenazah yang membawanya ke tempat pemakaman. Sultan HB X dan GKR Hemas tampak mengantarkan jenazah almarhumah hingga depan rumah duka di Dalem Prabeyo. Perempuan kuat, ulet berjualan kue Seusai pemberangkatan jenazah, GKR Hemas mengatakan ibundanya adalah seorang perempuan yang kuat dan ulet. Beliau semasa hidup berupaya menambah penghasilan dengan membuat dan menjual kue. "Perjuangan beliau yang cukup besar itu dilakukan untuk menghidupi anak-anaknya," kata GKR Hemas dengan wajah sendu menahan duka. Menurut dia, sebelumnya, ibundannya tinggal di Jakarta tapi setelah ayahndanya meninggal dunia pada 1992, ibundanya diboyong ke Yogyakarta agar dirinya bisa merawatnya. "Saya boyong ke Yogyakarta karena saat di Jakarta, ibu tinggal bersama dengan adik laki-laki saya. Kemudian saya boyong ke Yogyakarta, agar saya sebagai anak perempuan satu-satunya bisa lebih dekat dalam merawat beliau," katanya. Komplikasi Sedangkan anak bungsu almarhumah, Toni Derajat Susriyadi mengatakan ibundanya meninggal dunia akibat komplikasi perekatan usus, ginjal dan jantung dan sempat dirawat selama hampir empat pekan di RS Bethesdha, Yogyakarta. "Rencananya pada Selasa (3/6), ibu akan dibawa ke Jakarta untuk memperoleh perawatan lebih lanjut di rumah sakit. Namun, karena kondisi beliau terus menurun maka tidak jadi dibawa ke ibukota hingga beliau meninggal," katanya. Alamarhumah yang lahir di Wates, Kabupaten Kulonprogo, 2 Agustus 1926 adalah istri dari almarhum Kolonel (purn) R Soepono. Almarhumah meninggalkan tujuh anak yang meliputi enam laki-laki dan GKR Hemas sebagai anak perempuan satu-satunya serta 17 cucu dan tiga cicit.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008