Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat dapat menyelami lebih dalam perjalanan hidup Tan Joe Hok karena kisah legenda bulutangkis Indonesia itu akan segera difilmkan tahun depan. "Tan Joe Hok adalah perintis perbulutangkisan Indonesia dan kami merasa banyak kisah dalam perjalanan hidupnya yang bisa menjadi inspirasi dan menambah semangat juang bangsa ini," kata Olivia Zalianty yang bersama Raden Kholid Ahmad menjadi produser film tersebut dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa. "Ini juga upaya kami untuk ikut menghormati pahlawan olahraga di negara ini," lanjut Olivia yang lebih dikenal sebagai artis layar lebar dan sinetron itu. Tan adalah pebulutangkis Indonesia pertama yang berhasil merebut gelar juara All England pada 1959 dan ikut memboyong Piala Thomas ke Tanah Air pada 1958, 1961, dan 1964. Prestasinya yang begitu hebat dan mendunia itu, menurut Olivia, sangat menarik untuk difilmkan dan bisa menjadi bahan pelajaran, tidak hanya untuk atlet, tapi juga untuk seluruh masyarakat. Film tersebut menurut rencana akan mulai diproduksi oleh Tremores Production, bekerjasama dengan Frontier Consulting Group, pada Januari 2009 dan mulai dipasarkan melalui bioskop-bioskop pada September 2009, bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional. "Kalau produksinya bisa berjalan lebih cepat mungkin film ini akan ditayangkan pada Mei untuk memperingati Hari Kebangkitan Bangsa atau Agustus bertepatan dengan Proklamasi Kemerdekaan," papar Olivia. Skenario film ditulis oleh Salman Aristo, yang tenar dengan karya skenarionya seperti Ayat-Ayat Cinta dan Jomblo, dan disutradarai oleh Wiendy Widasari. Saat ini, menurut Olivia, mereka masih dalam proses pengumpulan informasi untuk penulisan skenario dan kemudian baru melakukan casting untuk mencari para pemeran film layar lebar itu. "Proses casting akan dilakukan secara terbuka dan kami mencari aktor yang bisa bermain bulutangkis atau mungkin pemain bulutangkis yang bisa akting. Pokoknya kami akan mencari yang terbaik untuk berperan sebagai Tan Joe Hok," jelasnya. Sementara Salman mengaku sangat tertarik menulis skenario film tersebut karena bulutangkis adalah bagian penting dalam sejarah bangsa Indonesia. "Saya ingin ikut dalam gerakan melawan lupa, yaitu lupa dengan sejarah bangsa sendiri," ujarnya. "Tapi saya belum mulai menulis skenarionya karena masih butuh riset yang panjang. Saya tidak mau terburu-buru," tambahnya. Tan sendiri mengaku pada awalnya sungkan kisah hidupnya dijadikan sebuah film. "Namun kemudian, saya berpikir kenapa tidak, jika ini bermanfaat bagi banyak orang," ujar kakek berusia 71 tahun itu. "Tapi saya minta agar film itu tidak menggambarkan saya sebagai seorang pahlawan atau mengkultuskan diri saya," imbuhnya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008