Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora), Adhyaksa Dault, berharap petualangan terbang solo dari Sabang sampai Merauke yang dilakukan oleh Saleh Sudrajad (Kang Soleh) bisa menjadi inspirasi bagi kaum muda Indonesia untuk lebih mencintai Tanah Air dan lebih dekat dengan Yang Maha Kuasa. "Apa yang telah dilakukan oleh Kang Soleh diharapkan akan membangkitkan rasa bangga terhadap Tanah Air, serta untuk membangkitkan semangat kaum muda agar menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya, saat menerima Saleh Sudrajad dan pengurus kelompok pencinta alam Wanadri, di Jakarta, Jumat (20/6) malam. Saleh Sudrajat baru saja menuntuskan ekpedisi terbang solo berpesawat ultra ringan Pegasus, dan selamat mendarat di tujuan akhir, Merauke (Papua), Rabu (18/6), setelah mengawali perjalanan dari Sabang (Nanggroe Aceh Darussalam/NAD) di ujung barat pada 15 Mei 2008. Adhyaksa secara pribadi memuji keberanian yang dilakukan oleh pria berusia 55 asal Bandung itu dan acara terbang solo tersebut merupakan salah satu dari rangkaian acara memperingati 100 Tahun Hari Kebangkitan Nasional.. "Sukses ini juga membuktikan bahwa hal yang semula yang dianggap mustahil, ternyata bisa dilakukan dan ini harusnya menjadi pemicu semangat bagi kaum muda bahwa kita bisa bangkit dari situasi sesulit apa pun, asalkan ada semangat dan mendekatkan diri dengan Yang Maka Kuasa," katanya. Rencana terbang solo sebelumnya memang sempat diragukan kesuksesannya karena pesawat ultra ringan itu harus mengarungi perjalanan sejauh 6.000km lebih dari Aceh sampai Merauke dengan kondisi alam cuaca yang tidak bisa diprediksi dan sebagian besar dari rute yang dilalui adalah lautan. Saleh Sudrajat saat melaporkan hasil perjalanannya kepada Adhyaksa tampak terbata-bata karena terharu dan sangat terkesan dengan petualangan yang baru saja dijalaninya. Ia menceritakan bagaimana terperangkap putasan badai Cumulus Nimbus (CB) selama 30 menit pada ketinggian 2600 kaki antara Dobo dan Timika sebelumnya akhirnya lolos dari maut dan mendarat dengan selamat di Timika. "Saya hanya bisa pasrah saat terperangkap dalam pusaran badai dan berputar-putar selama 30 menit. Namun, kemudian pesawat didorong terus hingga akhirnya pesawat turun ke ketinggian 2000 kaki," kata Saleh. Saleh mengawali perjalanan dari Sabang pada 15 Mei dan kemudian singgah diberbagai daerah, yaitu Banda Aceh, Lhokseumawe, Medan, Silangit Tapanuli Utara, Dumai, Pekanbaru, Rengat, Jambi, Palembang, Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, Cirebon, dan Semarang. Ia kemudian melanjutkan perjalanan ke Solo, Surabaya, Grogag, Kuta Bali, Mataram, Sumbawa Besar, Bima, Ende, Larantuka, Air Panas, Pulau Babar, Saumlakki, Tual, Dobo, Timika dan berakhir di Merauke. Secara total, Saleh berada di angkasa selama 59 jam 16 menit untuk menempuh jarak 6.435km dengan rute terpanjang Kisar-Saumlaki (285 mil) yang ditempuh selama 4 jam 15 menit secara non-stop. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008