Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat mendukung upaya-upaya Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki untuk membahas solusi politik di Zimbabwe, yang kemungkinan akan mencakup pemerintah persatuan nasional setempat, kata jurubicara departemen luar negeri AS di sini Jum`at, seperti dilaporkan AFP. Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice Kamis bertemu dengan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan, Nosazana Diamini-Zuma, di sela-sela pertemuan tak resmi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa mengenai Zimbabwe, kata jurubicara Rice, Sean McCormack. Dalam pertemuan, dia menambahkan, Rice mencatat adanya `perubahan suara` pada posisi Afrika Selatan. "Saya rasa pemerintah Afrika Selatan telah meningkat kesadarannya bahwa seluruh mata dunia tak hanya memperhatikan Zimbabwe, tapi juga mereka, sebab mereka memahami bahwa ... mereka mempunyai posisi yang unik berhadapan langsung dengan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, dalam rangka membuat beberapa hasil positif dari situasi yang sangat mengerikan itu," kata McCormack. "Dan kami akan melihat sejauhmana mereka akan bertindak, bagaimana mereka menanggapi perhatian seperti itu. Dan fakta-fakta reaksi mereka akan muncul atau justru tidak ada apa-apa dalam pekan mendatang," katanya. Presiden Afrika Selatan telah dipilih sebagai mediator dalam krisis Zimbabwe oleh 14 negara Masyarakat Pembangunan Afrika Selatan, meskupun dia menghadapi kecaman atas ketenangan pendekatan diplomasinya. Media Afrika Selatan mengatakan Rabu Mbeki akan berupaya menemui Mugabe untuk membatalkan pencalonannya dengan pesaingnya Morgan Tsvangirai dalam perundingan-perundingan mengenai pembentukan pemerintah persatuan nasional. Menurut suratkabar The Star, Tsvangirai telah mengatakan kepada Mbeki bahwa dia telah siap untuk bertemu dengan Presiden Zimbabwe, namun Mugabe menolak perundingan-perundingan dengan pesaingnya itu. Sementara itu Dutabesar AS di Harare, James McGee, Kamis mengatakan bahwa pemerintah persatuan nasional adalah gagasan yang buruk. Namun, McCormack menolak untuk menjelaskan masalah ini. Dia mengatakan bahwa AS menginginkan satu solusi yang bisa mengakhiri aksi kekerasan di Zimbabwe. "Saya tidak sedang berusaha memperkirakan atau menghasilkan suatu diskusi, yang dilakukan oleh Presiden Mbeki," katanya. Pejabat senior lain departemen luar negeri yang tak bersedia disebut jatidirinya mengatakan bahwa Washington, pada masalah ini, tidak mengesampingkan kemungkinan adanya solusi di Zimbabwe. "Ada banyak cara yang berbeda-beda dalam hal ini, dan kami tidak sedang berusaha menentukan mana yang diperlukan," kata pejabat itu. Pada 29 Maret lalu, pemimpin oposisi Zimbabwe Morgan Tsvangirai berhasil mengalahkan Mugabe pada putaran pertama pemilihan presiden, namun pejabat-pejabat pemilu mengatakan bahwa dia dikecewakan oleh kemenangan mayoritas palsu dan karenanya harus menghadapi Mugabe lagi pada putaran kedua pada 27 Juni. Para pemimpin oposisi telah mengklaim partai yang berkuasa melakukan tindakan kekerasan dan intimidasi menjelang pemilihan. Pada Kamis lalu, partai mengatakan bahwa empat orang aktivisnya lagi dan isteri seorang politisi MDC telah dibunuh. Perlu ditambahkan, bahwa 12 jenazah telah ditemukan di berbagai tempat di Zimbabwe pada Kamis, dan sebagian besar korban tampaknya telah `disiksa sampai mati oleh para penculik mereka,` kata Amnesti Internasional. Sementara itu Jum`at Mugabe mengatakan, bahwa `hanya Tuhan` yang bisa menyingkirkannya dari kantor kepresidenan, pada saat pihak oposisi sedang berusaha menggesernya dalam pemilihan putaran kedua pekan depan.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008