Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah cq Depperin menargetkan, dalam jangka menengah komponen lokal kendaraan bermotor roda empat atau mobil mencapai sekitar 80 persen dan untuk itu diharapkan Pemerintah Jepang memberi bantuan teknis melalui "Manufacturing Industry Development Center" (MIDEC) - IJEPA (Indonesia-Jepang Economic Partnership Agreement). Pemerintah mengharapkan MIDEC-IJEPA yang akan diluncurkan di Jepang pada 1 Juli 2008 mampu membantu peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam menyerap teknologi pembuatan komponen khususnya otomotif, elektronik, dan permesinan yang merupakan andalan industri Indonesia di masa depan. "Sasaran jangka menengah industri otomotif adalah tercapainya kemampuan pasok industri komponen sebesar 80 persen untuk industri perakitan kendaraan bermotor roda empat, baik untuk sedan dan truk ringan," ujar Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Depperin Budi Darmadi, pada pembukaan pameran industri alat transportasi dan pendukungnya, di plasa Depperin, Selasa. Saat ini, lanjut dia, di Indonesia terdapat sekitar 20 industri perakit mobil, namun yang aktif berproduksi sekitar 16-18 perusahaan. Sedangkan total industri komponen mencapai 300 perusahaan yang memproduksi sekitar 250 jenis komponen. Ia berharap Pemerintah Jepang membantu target pemerintah Indonesia melalui pembentukan Pusat Pengembangan Industri Manufaktur (MIDEC) yang disepakati Jepang dalam kerangka IJEPA. "Dalam jangka menengah kami mengharapkan MIDEC bisa membantu peningkatan kemampuan industri komponen lapis kedua, sehingga bisa mendorong kemajuan industri komponen lapis pertama yang memasok komponen ke industri otomotif," katanya. Saat ini kandungan lokal otomotif yang dirakit di Indonesia yang tertinggi baru pada kisaran 70 persen. Presdir Grup Indomobil Gunadi Sindhuwinata mengatakan Suzuki APV misalnya, kandungan lokalnya sudah mencapai sekitar 76 persen. Hal senada juga dikemukakan Manager Komunikasi Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Achmad Rizal yang mengatakan Toyota Avanza dan Kijang Innova yang menjadi kendaraan dengan penjualan terbesar di Indonesia, memiliki kandungan lokal di atas 65 persen. Terkait dengan target pemerintah meningkatkan kandungan lokal produk otomotif di Indonesia, Dirjen IATT Budi Darmadi mengatakan pemerintah secara konsisten telah menerapkan kebijakan dalam rangka pengembangan industri otomotif secara umum yang tertuang dalam peta jalan pengembangan industri otomotif sampai tahun 2025. "Pemerintah cq Depperin ingin memfokuskan pengembangan industri mobil untuk kendaraan komersial, SUV (Sport UtilitiesVehicle), dan MPV (Multi Purpose Vehicle), sedan kecil, dan murah, serta industri komponennya," ujar Budi. MIDEC Terkait dengan target tersebut, kalangan pelaku industri otomotif mengharapkan pemerintah menggenjot MIDEC dari Jepang untuk peningkatan kapasitas SDM di Indonesia dalam penguasaan teknologi otomotif. "Pemerintah harus `ngotot` memperjuangkan MIDEC untuk peningkatan kapasitas sdm di Indonesia melalui pelatihan-pelatihan. Bahkan (MIDEC) diarahkan untuk membantu industri komponen mencapai standar mutu sesuai ISO," ujarnya. Hal senada dikemukakan Wakil Presdir PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Johnny Darmawan. Ia mengatakan MIDEC harus diarahkan untuk memberikan pelatihan gratis kepada SDM Indonesia agar siap menerima teknologi otomotif terbaru. Sedangkan Presdir Grup Indomobil Gunadi Sindhuwinata mengatakan MIDEC harus ada wujud fisiknya, dan mencari industri yang memang membutuhkan bantuan teknis, sehingga banyak industri nasional bisa memanfaatkan sesuai kebutuhan mereka. "Namun lembaga MIDEC tersebut harus juga bisa merahasiakan masalah kliennya," ujar Gunadi. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008
Malaysia saja yang kandungan lokal industri otomotifnya rendah berani membuat merk sendiri.
Apakah Astra takut pada masalah pemasaran? menurut saya rasanya brand image Astra di Indonesia cukup bagus.