Jakarta (ANTARA News) - Mabes TNI Angkatan Udara menyatakan, pesawat Casa N212-100 yang jatuh di kaki Gunung Salak, Jabar, Kamis (26/6), tidak kelebihan beban. "Semua sudah dihitung dan diukur. Kalau kelebihan beban, tentunya pesawat tidak bisa tinggal landas mengingat saat `take off` ada beban tertentu yang harus diikuti atau `take off weight`," kata Kepala Dinas Keselamatan Penerbangan dan Kerja (Kadislambangja) Mabes TNI AU Marsekal Pertama I Wayan Suwitra ketika dikonfirmasi ANTARA News di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan, jika jumlah penumpang tidak sesuai dengan beban saat tinggal landas atau `take off weight`, maka pesawat tidak akan diterbangkan. "Jadi semua sudah dihitung secara cermat dan matang," katanya. Saat akan terbang, akan dihitung jumlah penumpang, jarak tempuh dan bahan bakar serta beberapa hal lainnya. "Jika jarak tempuhnya jauh, maka jumlah penumpang dikurangi, sedangkan bahan bakar ditambah untuk mendukung `endurance` pesawat. Begitu kira-kira, ada hitungannya tidak asal terbang," tegas Suwitra. Apalagi, tambah dia, pesawat sudah mengalami modifikasi hingga mampu mengangkut lebih dari 12 orang. Pesawat Casa seri 212-100 yang merupakan pesawat angkut ringan yang bermarkas di Skadron Udara 4 Pangkalan Udara Abdurahman Saleh (ABD) Malang, dirancang untuk 12 penumpang. Sedangkan pesawat Casa yang jatuh di Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Bogor, tersebut mengangkut lima awak pesawat dan 13 penumpang.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008