Kita berharap pengembangan wisata religi ini dapat mengurangi pengangguran...
Jakarta (ANTARA) - Masterplan pengembangan wisata religi mulai diterapkan di Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten, seiring dengan diluncurkannya rencana induk tersebut.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Jakarta, Sabtu, mengapresiasi masterplan pengembangan wisata religi di Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten.

“Wisata religi di Tanara sebagai tempat kelahiran Syekh Kyai Muhammad Nawawi Bin Umar banyak diminati wisatawan,” kata Arief Yahya.

Menpar menyatakan Provinsi Banten memiliki banyak lokasi wisata religi di antaranya Ponpes An Nawawi Tanara yang diharapkan setelah ditata lebih baik akan lebih mendorong kunjungan wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.

Ia menyatakan pihaknya siap mendukung untuk pengembangan wisata religi di Kabupaten Serang antara lain dengan mengembangkan destinasi, melakukan promosi wisata, serta membina sumber daya manusia (SDM).

Menpar Arief Yahya bersama Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soeryaatmadja dari Kasepuhan Kesultanan Banten, dan Pimpinan Ponpes An Nawawi Tanara meluncurkan masterplan tersebut di Pondok Pesantren An-Nawani, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten, Jumat sore (20/9).

Masterplan diterapkan sekaligus rencana penataan pencahayaan Masjid Agung Penata, dan konsep pengembangan Wisata Tirta Kalimati-Ciujung.

Peluncuran masterplan wisata religi tersebut menandai mulai dikembangkannya wisata religi di Kabuten Serang dari Tanara.

Sebelumnya, untuk memulai pengembangan wisata religi Syekh Nawawi Albantani di Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, ini lebih dahulu dengan membuat masterplan.

Untuk mewujudkan rencana tersebut Kemenpar bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang.

“Ada tiga hal yang harus diselesaikan tahun ini yakni, pembuatan masterplan yang hari ini kita luncurkan, pengembangan wisata religi, dan pengembangan wisata sungai di Kalimati,” kata Arief Yahya.

Dalam rencana tersebut akan dibangun wisata air Syekh Nawawi Albantani atau Kalimati di Kecamatan Tirtayasa dengan konsep revitalisasi sungai yang akan dijadikan objek wisata islami.

Revitalisasi segera mulai oleh Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian (BBWSC3) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Syekh Nawawi merupakan ulama dunia dari Banten pernah menjadi Imam Besar di Masjidil Haram, Arab Saudi dan menjadi guru Kiai Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

Syekh Nawawi berhasil menyelesaikan sekitar 115 kitab berisikan ilmu tauhid, fiqh, dan hadist serta menafsirkan kitab kuning yang hingga saat ini menjadi rujukan para ulama dan pesantren di nusantara hingga mancanegara.

Menpar Arief Yahya menjelaskan, dalam masterplan pengembangan wisata religi tidak hanya di Tanara tetapi di banyak tempat di Banten dengan tujuan agar wisatawan yang berkunjung ke Serang dan Banten memiliki lama tingggal lebih lama.

“Kita harapkan wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Banten bisa mencapai 8 hari sesuai standar nasional karena banyak destinasi wisata religi yang dapat dikunjungi yang sebelumnya akan kita tata agar lebih menarik” kata Arief Yahya.

Sementara itu Kasepuhan Kesultanan Banten Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soeryaatmadja berharap ke depan Provinsi Banten akan berjaya dengan wisata religi selain menciptakan lapangan kerja, meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakatnya, juga melestarikan budaya.

“Kami berharap wisata religi di Banten dikembangkan secara konprehensif,” kata Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soeryaatmadja.

Hal senada juga disampaikan Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah yang menyatakan, pengembangan wisata religi Syekh Nawawi Albantani di Tanara menjadi awal dari pengembangan wisata religi di Kabupaten Serang, Banten.

“Untuk mengembangkan wisata religi di Serang harus didukung masyarakat. Kita berharap pengembangan wisata religi ini dapat mengurangi pengangguran sekaligus meningkatkan indeks kebahagian masyarakat,” kata Ratu Tatu Chasanah.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019