Palu (ANTARA News) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sulawesi Tengah (Sulteng) menilai rencana Pertamina menaikkan harga elpiji untuk konsumen rumah tangga atau tabung ukuran 12 kg belum tepat waktunya bila dimulai awal Juli 2008. "Apabila pihak PT Pertamina (Persero) tetap menaikan elpiji pekan pertama Juli 2008, itu merupakan kebijakan yang kurang tepat dan satu bentuk tidak peduli terhadap nasib rakyat," kata Ketua YKLI Sulteng, Salman Hadiyanto, di Palu, Senin. Menurut Salman, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akhir Mei lalu membuat masyarakat kian sulit dalam membiayai hidup karena hampir semua harga kebutuhan pokok dan harian ikut naik. Jadi, lanjut Salman, jika elpiji juga dinaikan dalam waktu dekat ini, maka penderitaan masyarakat akan semakin bertambah. Ia berharap, agar pemerintah meminta Pertamina untuk mempertimbangkan lagi dan kalau bisa menunda dulu rencana kenaikan elpiji tersebut. Salman mengemukakan hal itu berkaitan dengan pernyataan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Achmad Faisal, di Jakarta, Jumat (27/6), bahwa PT Pertamina (Persero) akan menaikkan harga elpiji 12 kg. Kenaikan harga elpiji tersebut untuk menyesuaikan kenaikan harga BBM akhir Mei lalu. "Harga elpiji rencana akan naik dari Rp4.250 per kg menjadi sekitar Rp5.000 per kg," katanya. Dengan demikian, harga elpiji 12 kg dari Rp51.000 per tabung menjadi sekitar Rp60.000 per tabung. Harga jual elpiji di Kota Palu saat ini mengalami kenaikan mencapai Rp100.000 untuk tabung isi 12 kg, dari harga sebelumnya Rp85.000, dan Rp460.000 berikut tabungnya. Sedangkan elpiji 50 kg senilai Rp560.000, dan Rp910.000 berikut tabungnya. Harga tersebut telah mengalami kenaikan akibat naiknya ongkos transpor dari depot pengisian elpiji Makassar, Sulawesi Selatan ke Palu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008