Medan (ANTARA News) - Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Irwandi Yusuf menyatakan dewasa itu terdapat sekelompok orang yang disetir oleh pihak tertentu untuk mengganggu keamanan di Aceh. "Ada sebuah kelompok yang ditunganggi dan kelompok ini digunakan untuk mengganggu kemanan di Aceh seperti kasus penembakan yang terjadi di Kabupaten Bener Meriah baru-baru ini," katanya saat transit menuju Jakarta di VIP Room Bandara Polonia, Medan, Kamis. Dia menjelaskan, sekelompok orang pengacau itu tidak masuk dalam laporan intelejen yang diterima pihaknya, namun sekelompok orang itu telah diprovokasi dan diperkirakan berasal dari bekas anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Tujuan provokasi itu sendiri adalah untuk mengacaukan situasi keamanan di Aceh dan merusak perjanjian damai antara Pemerintah Indonesia dan GAM. "Jadi sekarang ada orang yang kipas-kipas kepada eks GAM yang menyatakan `lihat pemimpin kalian yang sama-sama berjuang sekarang udah enak hidupnya, sedangkan kalian sepeda motorpun tak punya`," ujarnya. Menurut dia, kasus penembakan warga sipil di Bener Meriah itu bisa juga disebabkan penolakan pemekaran NAD oleh pemerintah pusat dan provinsi. "Promotor pemekaran NAD sekarang sedah kebakaran jenggot, karena telah ditolak oleh Presiden dan saya menolak keras pemekaran itu. Jadi mungkin saja ini dijadikan contoh dengan membangun konflik horizontal di masyarakat," ujarnya. Kendati demikian, Gubernur NAD telah menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab di Aceh kepada pihak kepolisian termasuk mengusut pelaku penembakan yang menewaskan seorang warga sipil di Kampung Seni Antara, Kecamatan Permata, Kabupaten Bener Meriah.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008