Pekanbaru (ANTARA News) - Turunnya hujan meskipun dengan intensitas ringan di sejumlah wilayah Riau telah menyapu titik api (hotspot) akibat kebakaran hutan dan lahan. "Pantauan terakhir satelit NOAA 18 pada hari Selasa ini menunjukkan tidak ada hotspot di Riau atau nihil," kata staf analisa Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kota Pekanbaru, Marzuki di Pekanbaru, Selasa. Ia menjelaskan, tidak adanya titik api akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau diprediksi BMG diakibatnya oleh turunnya hujan meskipun dengan intensitas ringan di sejumlah wilayah di Riau. Wilayah yang diprediksi BMG memiliki potensi hujan dengan curah hujan ringan diantaranya di Riau bagian tengah dan utara diantaranya Kabupaten Bengkalis, Siak, Pelelawan, Rokan Hulu dan Kota Dumai. Sebelumnya, curah hujan yang sempat minim di sebagian wilayah di Provinsi Riau pada awal Juli 2008 menjadi pemicu munculnya kembali titik api. Ia juga menambahkan bahwa sebelumnya pantauan satelit NOAA 18 hari Senin (7/7) menunjukkan ada tiga hotspot yang menjilat tiga kabupaten di Riau yakni satu di Siak, satu di Pelelawan dan satu di Indragiri Hilir. Jumlah tersebut menurutnya mengalami penurunan dibandingkan pantauan hari sebelumnya yakni Minggu (6/7) sebanyak 17 titik. Dari 17 titik tersebut satu diantaranya berada di Kabupaten Rokan Hilir, satu di Kampar, tiga di Pelelawa, enam di Indragiri Hulu, tiga di Indragiri Hilir, dua di Kuantan Singingi, dan satu di Kota Dumai. Ia juga menyebutkan bahwa minimnya curah hujan akan mengakibatkan pembukaan hutan dan lahan dengan cara bakar oleh pihak masyarakat maupun perusahaan akan mengakibatkan api menyulut semakin luas sehingga menyebabkan kebakaran besar. Karenanya BMG mengingatkan kepada masyarakat bahwa pembukaan hutan dan lahan perlu dihindari khususnya di musim kemarau ini guna menekan laju kebakaran hutan dan lahan yang dapat menimbulkan kabut asap dan pada akhirnya mengganggu kesehatan warga.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008