New York, (ANTARA News) - Tiga hari setelah mahasiswa asal Indonesia Pungkas Tri Baruno meninggal dalam pendakian ke puncak Gunung McKinley di Alaska, pihak berwenang setempat pada Kamis masih belum dapat mengevakuasi jenazah Pungkas. Kepala Bidang Konsuler KJRI San Fransisco Okto Dorinus Manik yang sejak Rabu (9/7) berada di kota Anchorage, Alaska, untuk mempersiapkan proses pemulangan jenazah Pungkas, mengatakan proses evakuasi masih terhalang oleh cuaca yang tidak mendukung. "Saat ini pihak Park Rangers di McKinley sedang berusaha untuk mengevakuasi jenazah untuk diturunkan ke `base camp` yang bisa didarati oleh pesawat kecil," kata Okto ketika dihubungi ANTARA. Menurut Okto, jika evakuasi berhasil, jenazah Pungkas yang merupakan anggota tim pendakian Kwarnas Pramuka itu akan diterbangkan dengan pesawat kecil ke desa Talkeetna, yang terletak di kaki gunung McKinley. Talkeetna sendiri bisa ditempuh melalui perjalanan darat selama dua jam dari Anchorage. "Kami masih menunggu telepon dari mereka (Park Rangers McKinley, red) apakah mereka sudah bisa membawa jenazah ke Talkeetna. Tapi mengingat cuaca dan posisi jenazah yang berada di ketinggian 17.200 kaki, hingga kini evakuasi belum bisa dilakukan," katanya. Menurut rencana, berwenang pengelola taman nasional Denali --tempat McKinley berlokasi-- akan kembali menjalankan upaya evakuasi pada Jumat (11/7) pagi jika upaya mereka hari Kamis gagal. Heli kesulitan Okto memaparkan, helikopter yang telah beberapa kali menjalankan upaya evakuasi mengalami kesulitan untuk melakukan pendaratan di lokasi terdekat karena posisi jenazah berada pada tebing yang cukup terjal. Karena itu, evakuasi akan dilakukan dengan mengulurkan tali dari helikopter dan mengikatkannya ke tandu yang membawa jenazah Pungkas. "Tandu kemudian akan diangkat dan diterbangkan secara tergantung ke `base camp` di Talkeetna," kata Okto. Okto mengutip keterangan petugas penyedia jasa pemandu pendakian gunung yang mengatakan bahwa semakin tinggi lokasi yang dituju, semakin tinggi risiko yang harus diambil pilot helikopter. Sementara itu, Okto mengungkapkan rekan almarhum Pungkas yang sama-sama sempat mencapai puncak Gunung McKinley di ketinggian 17.200 kaki, Hartman Nugraha, sudah berada di Anchorage dalam keadaan selamat. Hartman, yang bersama Pungkas merupakan anggota Tim Ekspedisi Tunas Indonesia dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, berhasil turun dari puncak gunung dan tiba di `base camp` McKinley pada Rabu (9/7) waktu setempat. Pungkas, seperti yang diungkapkan pihak Park Rangers McKinley maupun pihak swasta penyedia jasa pemandu pendakian gunung, menghembuskan napas terakhir pada Senin (7/7) malam pukul 21.40 pm waktu Alaska dengan disaksikan pemandu yang mendampingi almarhum melakukan pendakian. Upaya pertolongan pertama melalui bantuan napas buatan sempat dilakukan oleh pemandu, namun nyawa Pungkas akhirnya tidak tertolong. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008