Merak (ANTARA News) - Kemacetan kendaraan angkutan truk di Pelabuhan Merak hingga Minggu pagi masih berlanjut karena meningkatnya lonjakan penumpang menyusul berakhirnya masa liburan sekolah. Pantauan, ANTARA, Minggu pagi, ribuan kemacetan kendaraan mulai kilometer 98 pintu gerbang tol Merak-Jakarta hingga fly over Cikuasa. Bahkan, antrean panjang angkutan truk sepanjang enam kilometer sulit bergerak karena sejak pukul 02.00 WIB dinihari kendaraan terus berdatangan. "Selama seharian kendaraan saya masih tertahan di terminal terpadu Merak, "kata Nurman (45) sopir angkutan sepeda motor menuju Pekanbaru. Menurut dia, kemacetan ini menimbulkan kerugian besar bagi pengemudi. Selain waktu terbuang sia-sia juga biaya operasional makin bertambah termasuk bahan bakar minyak (BBM). Sedangkan biaya tambahan dari pemilik angkutan tidak mungkin karena sudah ada kesepakatan. Oleh karena itu, pihaknya terpaksa bersabar menghadapi antrean panjang kendraan truk itu. "Yang penting saya bisa menyeberang ke pelabuhan Bakauheni, walaupun harus berhari-hari, "katanya. Begitu pula, Supervisor Pengelola Tol Merak Dudung Mulyadi, mengatakan, akibat antrean panjang diperkirakan pengelola tol Merak mengalami kerugian mencapai 58 persen. Sebab, kata dia, kendaraan golongan I yakni angkutan pribadi dan bus dialihkan ke jalan negara. "Setiap hari kami merugi antara 30 hingga 40 juta rupiah," katanya. Sementara itu, Manager operasional PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Merak, Endin Juhendi, menyatakan, kemacetaan antrean panjang angkutan truk itu akibat tingginya kendaraan pribadi dan bus. Selama liburan sekolah sekitar 80 persen penumpang kapal didominasi kendaraan bus dan pribadi. "Untuk itu, kami mengutamakan angkutan pribadi dan bus, "katanya. Selain itu, tambah dia, terbatasnya jumlah kapal roll on roll of (ro-ro) yang beroperasi di Pelabuhan Merak hanya 18 kapal. Sedangkan sembilan kapal lainya tidak dioperasikana karena dalam perawatan dan perbaikan. "Mudah-mudahan Minggu siang puncak arus balik liburan sekolah akan ditambah dua kapal lagi juga kami mengoptimalkan dermaga satu menjadi enam kapal, "katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008