Tokyo (ANTARA News) - Usainya perhelatan akbar KTT G8 di Hokkaido, Rabu (9/7) lalu, ternyata tidak berlalu begitu saja bagi Indonesia, menyusul tawaran pinjaman dari Jepang sebesar 300 juta dolar AS kepada Indonesia untuk mendorong berbagai kegiatan yang dapat membantu mengatasi perubahan iklim di Indonesia. Dalam siaran pers Departemen Luar Negeri Jepang yang diterima Antara di Tokyo, Minggu, disebutkan, pinjaman itu diberikan sebagai bagian dari program kemitraan Jepang dalam mengatasi perubahan iklim yang dikenal dengan "Climate Change Program Loan". Pinjaman tersebut ditawarkan langsung PM Jepang Yasuo Fukuda kepada Presiden Susilo Bambang Yudhyono dalam pertemua bilateral kedua kepala pemerintahan yang berlangsung di hari terakhir KTT G8 pada 9 Juli 2008. KTT G8 sendiri berlangsung 7-9 Juli di kawasan resort Danau Toya (Toyako), Hokkaido. Di hari terakhir KTT G8, Presiden Susilo Bambang Yudhyono mengadakan tujuh pertemuan bilateral, mulai dari Sekjen PBB Ban Ki-moon, Presiden Bank Dunia Robert Zoellick, Hingga PM Fukuda. Dalam pembicaraan yang berlangsung selama 10 menit, Fukuda menyampaikan pujiannya atas penyelenggaraan Konferensi Perubahan Iklim di Bali, Desember tahun lalu, sekaligus mengemukakan sikap pemerintahnya yang telah memutuskan untuk menyediakan pinjaman 300 juta dolar bagi kegiatan penanganan perubahan iklim. Bantuan yang ditawarkan merupakan bantuan resmi luar negeri Jepang (Official Development Assistance-ODA) yang pertama kalinya terkait dengan program paket bantuan yang disebut "Cool Earth Partnership". Jepang saat ini memang sedang melakukan kampanye global perubahan iklim dengan menawarkan konsep "Cool Earth 50", yaitu target untuk mengurangi 50 persen (setengan dari) emisi gas dunia hingga tahun 2050. Pada kesempatan itu, Presiden Susilo Bambang Yudhyono mengatakan bahwa Indonesia akan menggunakan bantuan itu seefektif mungkin. Presiden juga menyatakan harapannya agar hubungan 50 tahun Jepang dan Indonesia di tahun 2008 ini mampu meningkatkan persahabatan dan kerjasama ekonomi kedua negara lebih luas lagi. Fukuda pun mengemukakan harapan yang senada mengingat tahun ini telah ditetapkan sebagai tahun persahabatan bagi kedua negara.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008