Beberapa pelaku pasar tetap berhati-hati menjelang survei sentimen utama produsen AS, yang menyebabkan mereka mengunci keuntungan.
Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Tokyo ditutup lebih tinggi pada perdagangan Selasa, karena kekhawatiran terhadap pasar mereda terkait situasi perdagangan global, menyusul akan digelarnya pembicaraan sengketa dagang AS-China pada pekan kedua Oktober.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) terangkat 129,40 poin atau 0,59 persen, dari tingkat penutupan Senin (30/9/2019), menjadi mengakhiri perdagangan di 21.885,24 poin.

Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas dari semua saham papan utama di pasar Tokyo menguat 15,20 poin atau 0,96 persen menjadi berakhir pada 1.603,00 poin.

Saham-saham Tokyo juga memperoleh momentum kenaikan menyusul kenaikan di Wall Street semalam.

Para pialang mengatakan sentimen bisnis yang lebih baik dari perkiraan di antara produsen besar juga membantu mengangkat saham.

Baca juga: China sebut perusahaan alami kesulitan akibat gesekan dagang dengan AS

Tetapi beberapa pelaku pasar tetap berhati-hati menjelang survei sentimen utama produsen AS, yang menyebabkan mereka mengunci keuntungan.

Saham-saham pulp dan kertas, broker sekuritas, produk karet serta permesinan merupakan saham-saham yang meningkat paling besar, dengan jumlah saham naik melebihi yang turun, sebanyak 1.709 saham terhadap 389 saham, sementara 53 saham berakhir tidak berubah.

Pembuat silikon Tokuyama naik 115 yen atau 4,6 persen menjadi 2.592 yen, sementara produsen peralatan pembuat chip juga berakhir lebih tinggi, dengan Screen Holdings melonjak 240 yen atau 3,8 persen menjadi 6.610 yen dan Tokyo Electron naik 480 yen atau 2,3 ​​persen menjadi 21.045 yen.

Panasonic naik 25,3 yen atau 2,9 persen menjadi 900,9 yen, sementara Hitachi naik 96 yen atau 2,4 persen menjadi 4.119 yen.

Di papan utama pada perdagangan Selasa, 1.165,64 juta saham berpindah tangan, menurun dari volume sehari sebelumnya sebanyak 1.262,55 juta saham.
Baca juga: Saham Tokyo dibuka 0,26 persen lebih tinggi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019