Jakarta, (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta kepada masyarakat Indonesia agar menjadikan tokoh besar Mohammad Natsir sebagai anutan dan contoh pemimpin yang demokratis di antara banyaknya perbedaan ideologi dan pandangan. "Tokoh seperti itu jarang ditemukan, sekarang saja kita punya enam Presiden, di antara presiden itu tidak saling omong," katanya dalam sambutannya pada Diskusi "Refleksi Seabad M Natsir" di Mahkamah Konstitusi Jakarta, Rabu. "Bung Karno tidak bicara dengan Pak Harto, Pak Harto tidak bicara dengan Habibie, Habibie tidak bicara dengan Gus Dur, Gus Dur tidak bicara dengan Ibu Mega, Ibu Mega tidak bicara dengan SBY," lanjutnya. Ia berharap karakter M Natsir yang tidak menjadikan perbedaan pandangan menjadi perbedaan di antara pribadi bisa menjadi tauladan bagi pemimpin bangsa sekarang ini. "Mudah-mudahan karakter yang kita pelajari dari Natsir bisa mengubah anggapan bahwa pemimpin itu boleh berbeda pandang tapi tidak menghilangkan perbedaan itu sebagai perbedaan pribadi," katanya. Meskipun masih banyak pertanyaan kenapa Natsir harus memiliki pemikiran soal pemisahan Sumatera, dengan cara Natsir memimpin, lanjut dia, setiap kepemimpinan bangsa akan menjadi bagian dari mempersatukan bangsa. Wapres juga mengatakan sambil berkelakar, seandainya saat itu sudah ada Mahkamah Konstitusi maka tak akan ada PRRI (Pemerintah Revolusioner RI), karena saat itu Soekarno melanggar tetapi tak ada yang bisa mengatakan dia melanggar. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008