Banda Aceh (ANTARA) - Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Irwandi Yusuf mengaku merasa kehilangan Mayjen TNI Supiadin selaku Panglima Kodam Iskandar Muda (Pangdam IM) yang kini jabatannya digantikan Mayjen TNI Soenarko. "Kami merasa kehilangan karena kerjasama yang sudah terjalin sejak awal proses perdamaian tercipta di Aceh sudah cukup baik," katanya pada acara silaturrahmi di Forum Bersama (Forbes) Damai Aceh di Banda Aceh, Selasa. Acara yang dihadiri Meyjen TNI Soenarko, Ketua harian Badan Reintegrasi Damai Aceh (BRDA) Nur Djuli, Koordinator Forbes Damai Aceh Azwar Abubakar dan Rektor IAIN Ar-Ranirry itu digelar dalam rangka perpisahan dengan Mayjen Supiadin. Dalam acara yang penuh akrab tersebut, Irwandi menceritakan pengalamannya pertama bertemu dengan orang nomor satu di Kodam IM saat itu. Pertemuan terjadi pada rapat Aceh Monitorring Mission (AMM) kedua. Menurut Irwandi yang saat itu menjabat perwakilan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di AMM, ada sepuluh orang yang hadir dalam rapat tersebut. "Dari keseluruhan hanya tiga orang yang saya kenal yaitu Supiadin, Bambang Dharmono dan Bachrumsyah Kapolda NAD yang merupakan perwakilan RI. Saya sempat grogi pada saat itu, karena saya sendiri yang dari GAM," ujar Irwandi. Irwandi juga menceritakan pengalaman dan upaya mengecoh militer saat pemusnahan senjata (decomissioning) GAM serta jalan panjang menuju kesepakatan damai (MoU) Helsinki. Meskipun setelah damai diraih dan ia memimpin pemerintahan Aceh bersama Muhammad Nazar, ia mengaku berhati-hati sekali karena belum yakin perdamaian benar-benar akan abadi. "Tapi akhirnya saya yakin melihat tekad Pangdam dan semua pihak. Saya berharap dengan adanya Pangdam baru, semoga kedamaian ini bisa dijaga bersama dan jangan terlepas lagi," tambah Irwandi. Mayjen TNI Supiadin yang kini menjabat sebagai Asisten Operasi (Asops) Mabes TNI mengatakan akan melakukan yang terbaik untuk Aceh dan berpesan Pemerintah Aceh agar memulihkan ekonomi rakyat dan trauma psikis akibat konflik. "Pesan saya terhadap Irwandi, pegang teguh kepercayaan rakyat. Ke depan kita bermuara pada tiga kata yaitu aman, damai dan sejahtera," kata Supiadin. Supiadin mengharapkan intensitas operasi senjata ilegal harus lebih sering dilakukan agar tidak ada lagi kriminal bersenjata yang dapat mengancam kedamaian di Aceh terutama menghadapi Pemilu 2009.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008