Manila, (ANTARA News) - Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo dinilai sebagai pemimpin paling tidak populer di negaranya sejak demokrasi dipulihkan pada 1986, kata pelaksana jajak pendapat terkemuka di negara tersebut Jum`at. Lembaga Sosial Weather Stasions (SWS) mengatakan, Arroyo mencatat jaring peringkat kepuasan minus 38 dalam jajak pendapat yang diselenggarakan pekan terakhir Juni. Hasil survei diterbitkan dalam suratkabar BusinnesWorld. Jajak pendapat mengatakan, hanya 22 persen dari 1.200 responden yang menyatakan puas terhadap kinerja Arroyo sedangkan 60 persen lainnya menyatakan sangat tidak puas. BusinessWorld mengutip seorang jurubicara istana, bahwa rendahnya peringkat popularitas presaiden adalah disebabkan tingginya harga minyak. "Survei dilakukan bersamaan dengan terjadinya krisis global akibat tingginya harga minyak dan pangan," kata jurubicara istana, Anthony Golez. "Banyak orang salah jika mengecam pemerintah karena tingginya harga-harga itu, yang memang tak bisa dibendung, bahkan oleh presiden sekalipun." Inflasi tahunan pada Juni mencapai angka tertinggi selama 14 tahun terakhir, yakni 11,4 persen. Arroyo merupakan satu-satunya presiden sejak orangkuat Ferdinand Marcos digulingkan pada 1986 yang peringkat kepuasannya jatuh di bawah negatif, kata SWS. Dia sebelumnya juga mencapai peringkat minus 33 pada jajak pendapat Mei 2005. Meskipun jajak pendapat menunjukkan hasil yang jelek namun Arroyo tidak dalam kondisi bahaya untuk kehilangan jabatannya. Dia disepakati tampil berkuasa pada tahun 2004 untuk periode enam tahun. Dia didukung oleh pihak militer dan sekutu-sekutunya mendominasi Majelis rendah Perwakilan. Meskipun Senat dikontrol oleh pihak oposisi, namun kekuatan gereja Katholik masih berada di pihak Arroyo, demikian diwartakan Reuters. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008