Pamekasan (ANTARA News) - Mayoritas wartawan di Madura, Jawa Timur tidak menggunakan hak suaranya alias Golput pada Pilgub Jawa Timur, pada Rabu (23/7). "Malas...!. Disamping memang tidak ada yang sreg, bagaimana kami bisa memilih, wong rumahnya di Sumenep, untuk pindah TPS urusannya berbelit-belit. Biarkan saja, toh para calon yang ada janjinya memperioritaskan kesejahteraan rakyat," kata Ahmadi Yazid, wartawan harian lokal Madura asal Sumenep yang bertugas di Pamekasan. Selain karena memang malas mengurus administrasi ada pula yang beralasan karena sibuk liputan kepentingan Pilgub. Seperti yang diakui Suhil Qodri, wartawan asal Pamekasan yang bertugas di wilayah kabupaten Sampang. "Tadi pagi rencananya saya mau nyoblos dulu di rumah. Tapi pagi-pagi sudah ditelepon kantor, agar cepat-cepat memantau kegiatan Pilgub. Masak saya harus balik lagi ke Pamekasan. Wong jarak Pamekasan-Sampang itu cukup jauh. Akhirnya, saya biarkan saja," kata Suhil Qodri menjelaskan. Anggota KPU Pamekasan, Muchlisin SH mengakui, rata-rata warga yang tidak menggunakan hak pilihnya kebanyakan karena kesibukan kerja. "Jangankan pemilihan gubernur, pada pemilihan bupati bula Mei lalu banyak juga wartawan yang tidak nyoblos," katanya. Selain wartawan, kelompok profesi yang banyak tidak menggunakan hak pilihnya ialah para penyiar radio. Salah satunya seperti yang diakui Maulita Kristin, pembaca berita di radio Karimata FM Pamekasan. Menurut dia, memilih golput, karena merasa tidak punya kepentingan dengan para calon gubernur yang bersaing saat ini. "Malas, memangnya ada konpensasi apa. Wong saya cari kerjaan ini buka dari gubernur, cari sendiri kok. Biarkan saja," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008