Hachinohe, Jepang (ANTARA News) - Satu gempa yang berkekuatan besar telah mengguncang wilayah Jepang utara Kamis pagi. Sebanyak 99 orang mengalami cedera dan terluka, sementara ratusan orang lainnya terjabak dalam kereta api yang terpaksa berhenti serta mempengaruhi produksi sejumlah pabrik yang menggunakan sistem teknologi tinggi. Gempa tersebut terjadi pada pukul 00:26 Kamis pada waktu setempat (Pukul 22:26 Rabu WIB) dan sebelumnya telah terjadi gempa pendahulu dengan kekuatan 6,8 skala Richter yang diikuti oleh sejumlah gempa susulan di wilayah pegunungan yang berpendududk jarang demikian dilaporkan oleh Badan Meteorologi Jepang. Kepolisian Jepang mengatakan sebanyak 99 orang mengalami cedera, 17 diantaranya dalam komndisi serius, demikian diwartakan Reuters. Banyak diantaranya mengalami cedera atau terluka saat jatuh atau terkena pecahan jendela kaca yang berhamburabn akibat gubncangan hebat. Pemerintah setempat juga mengingatkan warga agar berhati-hati akan kemungkinan terjadi tanah longsor namun setelah sejumlah gempa susulan maka operasi penyelamatan segera dilakukan. Sebagaian besar sekolah yang ada di wilayah tersebut masih melakukan kegiatan belajar seperti biasa dan aliran listrik segera kembali berfungsi, namun ratusan rumah kesulitan mendapatkan air bersih, stasiun televisi NHK melaporkan Kamis. "Sejauh ini tidak ada laporan akan adanya kasus kematian atau warga yang terkubur hidup-hidup," kata Nobutaka Machimura kepada pers. "Namun Perdana Menteri telah memerintahkan kepada kami untuk terus melakukan pencarian dan pengawasan." Gempa bumi merupakan hal yang umum terjadi di Jepang yang merupakan wilayah gunung berapi yang paling aktif di dunia. Negara itu mengalami 20 persen dari total gempa yang terjadi di dunia dengan kekuatan sebesar 6 skala Richter atau lebih. Wilayah dimana terdapat Kuil Choryuji di Machinohe merupakan daerah terkena paling buruk. Batu-batuan nisan dari taman makan tua tersebut berjatuhan dari wilayah pegunungan ke lereng-lereng dan banyak yang pecah dan berserakan. "Cukup terkejut bagi siapapun untuk melihat kerusakan dan kondisi berantakan yang diakibatkan," kata Toshikatsu Sawashiro, seorang warga yang datang untuk memeriksa makam keluarganya. Guncangan yang terjadi Kamis yang diikuti oleh sejumlah banyak gempa susulan di wilayah yang sama yang pertama kali terjadi pada pertengahan Juni lalu yang menyebabkan sedikit sepuluh orang meninggal dunia dan sejumlah lainnya dinyatakan hilang dan belum dikathui nasibnya. Sekitar 200 orang terkatung-katung nasibnya didalam jewbakan kereta api yang tyerjhenti selama lebih dari delapan jam setelah gempa berhenti sama sekali. Layanan kereta api ekspres (berkecepatan tinggi) terpaksa dihentikan sampai tengah hari. Sejumlah jalan raya di wilayah tersebut ditutup dan baru dibuka kembali setelah beberapa waktu lamanya,"kata juru bicara dinas perhubungan darat setempat. Pada Oktober 2004 sebuah gempa berkekuatan 6,8 skala Richter melanda wilayah Niigata di jepang utara menyebabkan 65 orang kehilangan nyawa dan mencederai lebih dari 3 ribu orang. Gempa itu merupakan gempa terhebat sejak gempa yang berkekuatan 7,3 skala Richter melanda kota Kobe pada tahun 1995 yang meminta korban nyawa lebih dari 6.400 orang. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008