guru mencari jalan sendiri bukan menyelamatkan siswa
Ambon (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon akan memprogramkan kurikulum mitigasi bencana bagi siswa SD dan SMP.

"Berkaca dari bencana yang terjadi serta Ambon masuk sebagai daerah rawan bencana dan kawasan "ring off fire" maka penting memprogramkan mitigasi bencana dalam kurikulum pendidikan," kata Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy, di Ambon, Rabu.

Dikatakannya, edukasi dan mitigasi bencana dalam kurikulum pendidikan di sekolah, agar siswa maupun guru lebih siap menghadapi bencana.

Dunia pendidikan merupakan lembaga yang tepat untuk sosialisasi kesiapsiagaan serta penanggulangan bencana, melalui simulasi untuk membiasakan diri saat menghadapi bencana.

"Lembaga pendidikan sangat efektif untuk simulasi dan sosialisasi mitigasi bencana, melalui kurikulum yang diterapkan bagi siswa SD dan SMP," katanya.

Baca juga: Kepala BNPB beri semangat anak terdampak gempa giat belajar
Baca juga: Polda Maluku salurkan bantuan untuk korban gempa


Richard mengakui, saat terjadi gempa bumi 6,5 SR di Ambon kenyataan di lapangan siswa dan guru panik sehingga guru lari meninggalkan siswa di sekolah.

"Para guru mencari jalan sendiri bukan menyelamatkan siswa. Hal ini tentu sangat berbahaya terutama bagi siswa kelas 1-3 SD, karena mereka belum memahami apa itu evakuasi mandiri," ujarnya.

Pemkot Ambon katanya, akan membentuk tim pedoman praktis sosialisasi bagi masyarakat dan dunia pendidikan.

Tim akan mendatangi sekolah untuk memberikan sosialisasi mitigasi bencana bagi para siswa.

"Pekan depan kita akan mulai sosialisasi di sekolah, agar siswa maupun guru memahami mitigasi bencana sehingga ketika terjadi bencana siswa tahu apa yang harus dilakukan," katanya.

Baca juga: Butuh penelitian untuk relokasi warga liang setelah gempa Ambon
Baca juga: BPBD upayakan pengetahuan mitigasi bencana masuk kurikulum sekolah

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019