Magelang (ANTARA News) - Menteri Kesehatan (Menkes), Siti Fadilah Supari mengatakan masalah kesehatan merupakan pintu utama bagi orang asing untuk menguasai suatu bangsa. Untuk menghancurkan negara atau bangsa, tidak perlu menggunakan bom melainkan dengan menyebarkan virus berbahaya yang dapat memusnahkan kehidupan bangsa, terutama anak muda dan balita, katanya pada "Workshop dan Konferensi Pembangunan Desa Siaga" di Jateng/DIY, di Magelang, Rabu. "Oleh karena itu, saya datang untuk merangkul seluruh rakyat agar menjadi lebih berdaya dan bisa melindungi rakyat dari hegemoni asing melalui terbentuknya desa siaga," katanya. Ia mengatakan, misi desa siaga tidak sekadar menyehatkan masyarakat secara fisik, namun juga untuk menyehatkan perasaan kebangsaan yang sehat, bermartabat, dan berdaulat. "Jangan mau diatur orang asing. Jangan mau dibodohi karena kita sudah terlalu lama dibodohi," katanya. Desa siaga, katanya, akan berfungsi optimal dengan memelopori masyarakat pedesaan menjadi lebih mandiri dan bermartabat sehingga mampu melindungi diri sendiri. "Bangsa yang sehat, pastilah memiliki kepribadian dan mampu berdiri di atas kakinya sendiri. Saya ingin rakyat jadi subyek di negerinya sendiri, tidak melulu jadi objek. Bagi saya, yang paling utama adalah kesehatan rakyat," katanya. Menurut dia, selama ini hegemoni asing terhadap bangsa Indonesia teramat jahat. Salah satunya dengan adanya NAMRU 2, yakni laboratorium angkatan laut asing yang keberadaannya mengintervensi kesehatan bangsa ini. "Padahal ujung-ujungnya, NAMRU 2 lebih banyak mudarotnya dibanding manfaatnya bagi kesehatan rakyat kita. Oleh karena itu, dari awal, saya menyerukan supaya NAMRU 2 diusir saja dari bumi Indonesia," katanya. Terkait hal itu, pihaknya sudah menolak permintaan spesimen atau sampel seperti darah untuk penelitian NAMRU 2. "Namun, untuk penentuan keberadaan NAMRU 2 ada pada Departemen Luar Negeri (Deplu), sekarang masih dalam proses, saya sendiri tidak tahu," katanya. Menurut dia, perlawanan terhadap intervensi asing, sudah mulai diperjuangkan sejak pertama kali dirinya menjabat Menkes RI di dengan menolak pinjaman Bank Dunia.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008