Nganjuk (ANTARA News) - Orang Tua Guruh Setio Pramono langsung pingsan, begitu jenazah anaknya yang menjadi korban pembunuhan berantai oleh Verry Idham Henryansah alias Ryan (30) tiba di rumahnya di Desa Kedondong, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Jumat sore. Awalnya Tuminem, ibu Guruh, duduk tenang berdampingan dengan Tumijo, ayah Guruh bersama beberapa kerabat lainnya. Namun Tuminem tiba-tiba pingsan, saat peti jenazah berselimut kain panjang warna hijau itu hendak dibawa masuk oleh beberapa orang pelayat. Beberapa kerabatnya lalu memberikan pertolongan dengan memijat bagian dada dan kepala Tuminem. Perempuan berusia sekitar 55 tahun itu pun, akhirnya duduk kembali bersanding dengan Tumijo. "Hukuman mati, hukuman mati. Awas kalau (pelaku) tidak sampai dihukum mati", kata Tuminem dengan nafas yang masih tersengal menahan emosi. Jenazah Guruh tiba di Desa Kedondong dengan diangkut mobil ambulance milik RS Bhayangkara Nganjuk sekitar pukul 14.30 WIB. Peti kayu bertuliskan Guruh Setyo Pramono langsung dibawa masuk ke dalam Masjid Al Hidayah. Beberapa saat kemudian, puluhan warga menshalati jenazah tersebut. Setelah membaca doa, warga menggotong jenazah yang sudah diberi kain penutup warna hijau bertuliskan Arab itu, ke rumah duka yang berjarak sekitar 500 meter dari Masjid Al Hidayah. Seorang tokoh masyarakat desa setempat memberikan sambutan permohonan maaf, jika selama hidupnya, Guruh telah melakukan kesalahan. "Kita semua harus meyakini bahwa Guruh adalah orang yang baik, agar amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT", kata tokoh masyarakat yang langsung mendapat sambutan, "Inggih!" (Jawa: Ya). Setelah itu, jenazah pemuda berusia 25 tahun itu diantar ratusan pelayat pria dan wanita ke tempat peristirahatan terakhirnya di Desa Kedondong. Jenazah Guruh ditemukan petugas Polda Metro Jaya dan Polda Jatim bersama tiga jenazah lainnya yang melakukan penggalian pada dua lubang berbeda di belakang rumah orangtua Ryan di Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, pada 21 Juli 2008 lalu. Beberapa saat setelah ditemukan, keluarga Guruh datang ke RS Bhayangkara Surabaya dan memastikan bahwa salah satu dari empat kerangka mayat korban tindakan sadis Ryan itu adalah Guruh. Pihak keluarga melaporkan bahwa sejak bulan April 2007, Guruh menghilang dan tidak diketahui lagi nasibnya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008