Samarinda (ANTARA News) - PON XVII-2008 Kalimantan Timur sudah berlalu --ditutup resmi pada 17 Juli lalu-- namun ternyata masih menyisakan sebuah persoalan cukup serius karena diduga makanan untuk atlet dan Panpel (panitian pelaksana) di Balikpapan mengandung berbahaya, yakni formalin. Kepala Seksi Sertifikasi BBPOM Samarinda, Ismail, kepada wartawan di Samarinda, Kamis mengaku bahwa telah menerima 156 sampel makanan dan minuman dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan, pada tanggal 18 Juli 2008. Dari beberapa sampel makanan untuk atlet PON pertama di regional Kalimantan itu, salah satunya yang diduga mengandung formalin adalah tahu. Tahu tersebut dicurigai mengandung formalin karena kenyal, padat dan setelah dilakukan "rapid tes" air tahu tersebut berwarna kuning. Ciri-ciri itu merupakan tanda tahu dicampur dengan formalin. Makanan dan minuman bagi Panpel dan atlet PON-XVII 2008 itu disiapkan oleh salah satu katering pemenang tender konsumsi untuk PON. BBPOM Samarinda, Kaltim kini tengah meneliti sampel makanan saat pelaksanaan PON XVII 2008 yang diduga mengandung formalin. Kepala Seksi Sertifikasi BBPOM Samarinda menyatakan bahwa pihaknya tidak berwenang mengeluarkan hasil penelitian. "Kami hanya menerima sampel lalu melakukan pengujian dan tidak berhak menyampaikan hasilnya," katanya. Dari 156 sampel itu, kata Ismail terdiri atas, makanan ringan, es cendol, tahu, bakso, sirup dan berbagai jajajan ringan yang diambil dari para pedagang yang menjual di beberapa venue, hotel, restaurant, hotel serta makanan panitia pelaksana PON XVII 2008. "Kami mengakui bahwa sampel itu diuji karena dicurigai mengandung zat berbahaya. Namun, untuk keterangan lebih rinci, silahkan konfirmasi langsung ke Dinkes Balikpapan," katanya. Pengujian sampel makanan dan minuman tersebut lanjut Ismail, merupakan sampling rutin yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. "Setiap tiga bulan, Dinkes Balikpapan mengirim sampel makanan dan minuman untuk diuji. Kebetulan, setelah pelaksanaan PON XVII 2008, Dinkes Balikpapan kembali mengirimkan sampel yang dicurigai mengandung bahan berbahaya," katanya. Sampai kini, hanya Dinkes Balikpapan yang mengirimkan sampel makanan dan minuman usai pelaksanaan PON XVII 2008. "Salah satu sampel yang kami kirim ke BBPOM Samarinda itu memang berasal dari makanan yang dikomsumsi panitia Pelaksanan PON XVII 2008. Kecurigaan semakin besar ketika kami melakukan rapid tes," kata Kepala Seksi Makanan dan Minuman Dinas Kesehatan Balikpapan, Asna, saat dikonfirmasi, Kamis petang.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008