Najaf, Irak (ANTARA News) - Pemimpin radikal Syiah Moqtada al-Sadr akan membubarkan milisinya, Tentara Mahdi, jika sebuah perjanjian keamanan antara Baghdad dan Washington menetapkan jadwal penarikan AS dari Irak, kata seorang pembantu utamanya, Jumat. "Kami ingin melihat apakah ketentuan-ketentuan perjanjian itu serius. Kami akan puas jika perjanjian itu berisi ketentuan penarikan pasukan AS," kata Salah al-Obeidi, jurubicara utama kelompok Sadr, kepada AFP. "Jika demikian, maka kami akan menyelesaikan reorganisasi Tentara Mahdi yang bertujuan mengubahnya menjadi sebuah organisasi sosial," katanya. Baghdad dan Washington masih merundingkan sebuah perjanjian keamanan yang akan mengatur jumlah pasukan AS dan mengizinkan mereka beroperasi setelah mandat PBB berakhir pada akhir tahun ini. Presiden AS George W. Bush dan Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki pada prinsipnya setuju pada November lalu untuk menandatangani sebuah Perjanjian Status Pasukan (SOFA) di Irak pada akhir Juli, namun kontroversi telah menunda pengaturan tersebut. Pakta yang diusulkan itu telah menyulut kecaman keras dari berbagai kelompok politik Irak, khususnya dari kubu Sadr yang anti-Amerika dan milisinya yang berkekuatan 60.000 orang. Maliki mengatakan bulan lalu, ia sedang merundingkan perjanjian itu untuk menetapkan jadwal penarikan pasukan asing dari Irak. Para politikus Irak telah menunjukkan amarah atas kurun waktu perjanjian pertahanan yang berlanjut dengan AS. Mereka juga mengungkapkan keberatan mengenai berapa jumlah pangkalan Amerika di Irak, wewenang apa yang akan dimiliki militer AS untuk menangkap warga sipil Irak, dan kekebalan pasukan Amerika dari hukum AS. Saat ini terdapat sekitar 142.500 prajurit AS di Irak.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008