Pemerataan dapat dilakukan dengan pemberian akses pendidikan, kesehatan, dan ekonomi
Jakarta (ANTARA) - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai salah satu syarat untuk keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merata.

"Pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperlukan untuk mencapai pendapatan per kapita yang masuk pada klasifikasi negara maju, sedangkan pemerataan diperlukan agar pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat," papar peneliti Indef Rusli Abdullah menanggapi pidato Presiden Joko Widodo saat pelantikannya di Jakarta, Minggu.

Ia menyampaikan pemerataan dapat dilakukan dengan pemberian akses pendidikan, kesehatan, dan ekonomi (modal) kepada masyarakat menengah ke bawah dan akses politik.

Baca juga: Pelantikan Presiden, Jokowi ingin PDB capai 7 triliun dolar AS di 2045
Baca juga: Isi lengkap pidato perdana Presiden Jokowi

Syarat lainnya, lanjut dia, yakni meningkatkan kualitas sumber daya manusia. "Saat ini, pemerintah sudah mengarah ke sana dengan adanya kartu prakerja dan beasiswa (bidikmisi dan LPDP)," kata Rusli.

Kemudian, ia mengatakan, pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi juga harus menjadi perhatian pemerintah ke depan agar Indonesia keluar dari jebakan kelas menengah.

Terkait akses modal kepada masyarakat menengah ke bawah, Rusli menilai saat ini masih relatif mahal karena suku bunga perbankan yang masih tinggi.

"Apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dan rasio pinjaman terhadap pendanaan (loan to deposit ratio/LDR) perbankan Indonesia yang mencapai 94 persen," katanya.

Presiden Joko Widodo dalam pidato pelantikannya, Minggu sore, menyampaikan harapan pada 2045, Indonesia telah keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah.

"Mimpi kita, cita-cita kita tahun 2045 pada satu abad Indonesia merdeka, mestinya, Insya Allah, Indonesia telah keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah," katanya.

Indonesia, lanjut Presiden, telah menjadi negara maju dengan pendapatan Rp320 juta per kapita per tahun atau Rp27 juta per kapita per bulan.

"Itulah target kita. Target kita bersama. Mimpi kita di tahun 2045, produk domestik bruto Indonesia mencapai tujuh triliun dolar AS. Indonesia sudah masuk lima besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen. Kita harus menuju ke sana," kata Presiden.

Baca juga: Pelantikan presiden, Jokowi sebut lima prioritas yang akan dikerjakan

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019