Tbilisi (ANTARA News) - Pesawat-pesawat tempur Rusia pada Sabtu melakukan serangan-serangan atas wilayah Georgia, yang dilaporkan menewaskan sejumlah orang sementara konflik soal kendali Ossetia Selatan meluas ke luar wilayah yang memisahkan diri itu. Presiden Georgia menyatakan "keadaan perang" dan Amerika Serikat memimpin seruan-seruan internasional agar Rusia menghentikan serangan militer. Tapi Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan negerinya akan "memaksa pihak Georgia memasuki perdamaian" dan menuding Georgia menyebabkan ribuan orang menjadi "korban. Rusia mendukung pemerintahan separatis di Ossetia Selatan dan mengerahkan tank-tank dan para serdadu pada Jumat sebagai tanggapan atas kampanye militer Georgia pro-Barat untuk menguasai kembali provinsi yang memisahkan diri itu pada awal 1990-an. Georgia mengatakan sebuah serangan udara Rusia telah "meluluhlantakkan" pelabuhan Poti di Laut Hitam dalam serangan-serangan yang dilukiskan oleh duta besar Georgia untuk PBB "invasi militer berskala penuh". Serangan-serangan juga diarahkan ke Gori, kota utama Georgia dekat dengan Ossetia Selatan dan satu lagi dekat jaringan pipa Baku-Tbilisi-Ceyhan (BTC) yang terpanjang kedua di dunia. Perdana Menteri Lado Gurgenidze mengatakan kepada televisi Georgia serangan itu "anehnya tak menimbulkan kerusakan atas jaringan pipa tersebut. Pesawat-pesawat tempur Rusia melakukan sedikitnya tiga serangan terhadap Gori dan kawasan sekitarnya, kata seorang juru bicara kementerian pertahanan kepada AFP. Ia mengatakan serangan-serangan itu diarahkan ke sebuah jembatan dan pangkalan militer tetapi menghantam beberapa blok apartemen yang menimbulkan kobaran api dan para saksi mata mengatakan kepada AFP sejumlah orang tewas. Mobil-mobil dan bus-bus bermuatan penuh penumpang meninggalkan kota itu. Georgia, sekutu dekat AS, mengatakan pihaknya akan menarik 2.000 serdadunya yang mendukung pasukan AS di Irak dan angkatan darat negeri itu menghadapi tekanan baru ketika pemerintahan separatis dukungan Rusia di kawasan lain, Abkhazia, mengatakan mereka memulai operasi militer terhadap para serdadu Georgia. Menteri Luar Negeri Abkhazia Sergei Shamba mengatakan serangan-serangan dilancarkan terhadap para serdadu Georgia yang berada di Kodori Gorge, sebuah bagian dari kawasan itu yang dikuasai Georgia. Presiden Georgia Mikheil Saakashvili menyatakan angkatan darat telah membalas serangan-seranagan itu. Ia berbicara sesaat setelah menyatakan keadaan perang yang kemudian disahkan oleh parlemen. Saakashvili mendesak Medvedev, rekan sejawatnya dari Rusia, agar menghentikan "secepatnya kegilaan ini" dan menyerukan suatu gencatan senjata.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008