PBB (ANTARA News) - Rusia, Senin waktu setempat (Selasa WIB) mengatakan pihaknya tidak dapat menerima satu usul Barat di Dewan Keamanan PBB yang mendesak gencatan senjata segera dalam konfliknya dengan Georgia karena tidak mewajibkan Tbilisi menghentikan penggunaan kekuatan militer terhadap separatis. Saat desakan dunia semakin kuat kepada Moskow untuk menghentikan serangannya yang jauh kedalam Georgia,para diplomat Eropa dan AS mengedarkan satu rancangan resolusi gencatan senjata di Dewan Keamanan yang didasarkan pada satu rencana perdamaian tiga pasal Prancis. Rancangan resolusi itu menyerukan penghentian segera permusuhan; penghormatan penuh kedaulatan dan keutuhan wilayah Georgia dan penarikan kedua pihak ke posisi yang mereka duduki sebelum Georgia mengirim pasukannya ke Ossetia Selatan pekan lalu. "Rancangan resolusi itu disesalkan karena dipersiapkan tanpa berkonsultasi dengan kami," kata Dubes Rusia Vitaly Churkin kepada wartawan setelah sidang dewan itu untuk yang kelima kali dalam empat hari mengenai konflik di Kaukasus itu. "Itu adalah satu tindakan yang gegabah... Saya tidak dapat menyetujui rancangan gencatan senjata Prancis ini," katanya, berkeberatan pada fakta bahwa karena tidak menyebutkan "agresi Georgia dan pada kekejaman yang kami lihat di sana." Moskow menuduh pasukan Georgia membunuh 2.000 warga sipil serta pasukan pemeliharaan perdamaian Rusia dalam apa yang disebutnya sebagai kejahatan perang. Akan tetapi Churkin mengharapkan satu rancangan yang bisa disetujui akan "disusun bersama dengan kami" dan mendaftarkan dua syarat Rusia: Pasukan Georgia harus mundur dari Ossetia Selatan " Georgia (harus) setuju menandatangani perjanjian-perjanjian untuk tidak menggunakan kekuatan militer dengan Ossetia dan Abkhazia." Deputi dubes Prancis untuk PBB Jean Pierre Lacroix mengemukakan kepada wartawan para sponsor rancangan akan diikuti dengan usaha-usaha diplomatik" di kawasan itu. Ia mengacu pada penengahan yang dilakukan Menlu Prancis Bernard Kouchner, yang negaranya memegang jabatan ketua bergilir Uni Eropa. Pada hari Senin Kouchner dan sejawatnya dari Finlandia Alexander Stubb membujuk Presiden Mikheil Saakashvilli untuk menyetujui rencana perdamaian Prancis itu. Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, Selasa bertolak ke Moskow dan menurut rencana juga akan ke Tbilisi dalam usaha untuk mendapat dukungan bagi rencana itu. Kouchner dan Menlu Fnlandia Alexander Stubb, yang sekarang memimpin Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa, berada di Moskow , Senin. Sementara itu Dubes AS untuk PBB Zalmay Khalilzad mengatakan ia mendapat jaminan dari Churkin bahwa Moskow tidak berencana menggulingkan Presiden Georgia Mikheil Saakashvili. Tetapi utusan AS itu mempertanyakan motif-motif dibelakang yang Washington anggap sebagai tanggapan" yang tidak sepadan" terhadap ofensif Georgia untuk menguasai Ossetia Selatan dari separatis yang didukung Moskow itu, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008