Beijing (ANTARA News) - Sudah empat hari Olimpiade berlangsung, namun atlet-atlet asal benua Afrika yang biasanya langganan medali belum menunjukkan penampilan terbaiknya pada Olimpiade Beijing 2008. Hanya beberapa atlet Afrika yang meraih medali, seperti perenang Kirsty Coventry (Zimbabwe) yang meraih dua perak, pejudo Soraya Hadda (Algeria) yang meraih dua perunggu, dan atlet dayung nomor kayak Benjamin Boukpeti (Togo) yang meraih satu perunggu. "Level kompetisi ini sangat berat," ujar pemain anggar asal Senegal, Keita Mamadou, yang menjadi satu-satunya pemain anggar putra Afrika yang berlaga di babak kedua kepada Reuters. Harapan benua ini untuk meraih medali di cabang atletik yang banyak dipertandingkan pada pekan kedua Olimpiade sangat tinggi. Kenya misalnya, menargetkan perolehan enam emas di cabang ini. Tapi, wakil benua Afrika untuk cabang olahraga seperti tenis, bulutangkis, dan kano harus tersingkir. Hal yang sama juga berlaku untuk Afrika Selatan walaupun mereka mengklaim sebagai negara dengan fasilitas olahraga terbaik se-Afrika. Afrika Selatan dan Nigeria menjadi negara Afrika yang mengirim atlet terbanyak ke Beijing dengan jumlah masing-masing 149 dan 82 atlet. Sedangkan negara Afrika lainnya hanya mengirim beberapa olahragawan saja. Beberapa peserta mengeluhkan persiapan yang kurang matang, dukungan teknis yang kurang dan masalah keuangan sebagai penyebab lemahnya penampilan mereka di Olimpiade Beijing 2008. "Anda tidak mungkin mempersiapkan diri hanya beberapa bulan sebelum Olimpiade," ujar Muatara Kaunda, pelatih tinju Namibia. "Anda tidak mungkin berharap untuk menang dan meraih medali Olimpiade melawan negara yang telah mempersiapkan diri selama bertahun-tahun," "Keuangan juga menjadi hambatan. Jika anda tidak membayar gaji pemain dengan memadai, jangan berharap terlalu banyak dari mereka,". Atlet kelahiran Nigeria, Francis Obikwelu, beralih menjadi pelari Portugal setelah merasa frustasi dengan sulitnya mendapat penghidupan layak sebagai atlet di Afrika. "Ada banyak bakat di Afrika, tapi anda butuh lebih dari itu untuk bisa berhasil di Olimpiade," ujar atlet berusia 29 tahun yang akan berkompetisi di nomor 100m dan 200m ini kepada wartawan. "Anda harusnya tidak perlu mengkhawatirkan tentang apakah anda akan dibayar atau tidak. Atau apakah anda bisa mengumpulkan uang untuk ikut kompetisi. Keadaan seperti itu sangat sulit bagi beberapa dari kami karena kami juga punya tanggungan keluarga," Berbeda dari atlet negara lain, atlet Afrika peraih medali Olimpiade jarang mendapat hadiah uang yang besar. Atase Uganda untuk media, Norman Katende, mengatakan kepada Reuters bahwa peraih medali untuk negara mereka "akan mendapat hadiah,". "Kami tidak mau menekan mereka jadi kami tidak mengatakan hadiah apa yang akan mereka dapat seandainya mereka meraih medali, yang pasti mereka akan mendapat sesuatu," ujar Katende.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008