Bandarlampung, (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Kota Besar(Kapoltabes) Bandarlampung, Kombes Syauqie Achmad memastikan, pihaknya telah memanggil masinis kedua lokomotif serta petugas pengatur sinyal, untuk dimintai keterangan terkait kecelakaann kereta api (KA) Limex Sriwijaya tujuan Lampung, di Bandarlampung, Sabtu pagi, mengakibatkan delapan penumpang meninggal dunia. "Kami telah meminta pimpinan PT KAI untuk membawa masinis kedua lokomotif kereta api itu, baik KA Babaranjang maupun KA bisnis Limex, serta petugas pengatur sinyal, agar dapat memberikan keterangan yang diperlukan," kata Syauqie, ditemui di lokasi kejadian, di perlintasan KA Bumi Manti, Kampung Baru, Bandarlampung itu pula. Namun dia belum bisa menjelaskan penyebab kecelakaan tersebut, bahkan untuk mengurainya, karena masih akan memanggil pula tim ahli termasuk dari Bandung. "Kalau melihat kejadiannya, sementara ini, karena kelalaian petugas. Karena itu, perlu meminta keterangan kepada petugas pengatur sinyal maupun masinisnya," kata dia pula. Hal tersebut, lanjut dia, dilandasi kenyataan di lapangan dari posisi kereta api itu, menunjukkan kereta api pengangkut batubara rangkaian panjang (Babaranjang) yang sedang berhenti akan ditabrak oleh kereta api bisnis (KA Limex) dari arah Palembang, diperkirakan dalam kecepatan cukup tinggi sehingga gerbong kereta Babaranjang sampai ada yang keluar rel. Ia menambahkan, kecelakaan KA kelas bisnis (KA Limex) tujuan Stasiun Tanjungkarang, sekitar pkl 07.00 WIB, mengakibatkan sedikitnya delapan korban meninggal dunia, 27 korban luka berat, dan 33 luka ringan. Sebelumnya, pihak PT KAI di Lampung, melalui pimpinannya, Mawardi, memastikan kecelakaan itu bukanlah tabrakan antara KA batubara rangkaian panjang (Babaranjang) yang berangkat dari Bandarlampung menuju Sumatera Selatan (Sumsel) dengan KA kelas bisnis (Limex Sriwijaya) dari Palembang, Sumsel ke Lampung, melainkan akibat KA Limex itu yang harus berhenti mendadak sehingga gerbongnya saling bertabrakan satu sama lain. "Bukan kedua kereta itu bertabrakan, tapi salah satunya justru dalam posisi berhenti, menunggu KA Limex itu lewat. Tapi ternyata karena posisinya sudah relatif dekat, KA Limex harus mengerem mendadak dan mengakibatkan kecelakaan itu," kata Mawardi.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008