Beirut (ANTARA) - Celana dalam milik Abu Bakr al-Baghdadi yang diselundupkan penyamar dan kemudian dites DNA dipakai sebagai pemastian jati diri Baghdadi sebelum pasukan Amerika Serikat melakukan penyerbuan untuk membunuh pemimpin ISIS itu, kata seorang penasihat Pasukan Demokratik Suriah, Senin (28/10).

Penasihat senior SDF pimpinan Kurdi, Polat Can, memberikan keterangan rinci di Twitter soal bagaimana hasil kerja SDF membantu upaya untuk melacak lokasi Baghdadi.

Kematian Baghdadi telah diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Minggu (27/10).

Baca juga: Baghdadi dikuburkan di laut dengan upacara Islam

"Sumber kami sendiri, yang berhasil menjangkau al-Baghdadi, mengambil celana dalam Baghdadi agar dapat dilakukan tes DNA dan memastikan (100%) bahwa orang yang diincar itu memang al-Baghdadi sendiri," kata Can.

Trump sebelumnya mengatakan bahwa pasukan Kurdi itu memberikan beberapa informasi "yang sangat membantu" bagi penyerbuan tersebut.

Baca juga: Presiden Erdogan sambut baik kematian pemimpin ISIS

Can mengungkapkan bahwa SDF sudah bergerak sejak 15 Mei bersama CIA untuk melacak keberadaan Baghdadi, juga berhasil memastikan bahwa Baghdadi sudah pindah dari Deir al-Zor di Suriah timur ke Idlib, wilayah tempat ia akhirnya terbunuh.

Ketika operasi militer berlangsung, Baghdadi berniat akan pindah ke Kota Jarablus di Suriah, kata Can.

Baca juga: Pemimpin ISIS Baghdadi diberitakan dibunuh pasukan AS

"Semua informasi intelijen dan akses menuju al-Baghdadi, juga identifikasi tempat keberadaannya, adalah hasil kerja kami. Sumber intelijen yang kami miliki terlibat mengirimkan koordinat, mengarahkan penerjunan payung, ikut serta dalam operasi dan membuat penyerbuan itu berhasil sampai akhir," ujar Can.

Sumber: Reuters

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019