Surabaya (ANTARA News) - Sekitar 80 persen biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) sudah dilunasi oleh calon jemaah. "Pelunasan BPIH sudah mendekati penyelesaian. Laporan yang saya terima, Jatim sudah lunas 80 persen, sedang daerah lain juga sudah mendekati itu," kata Menteri Agama Maftuh Basyuni di Surabaya, Senin. Hal itu dikemukakan Menag usai menandatangani kerjasama antara Pesantren Sabilil Muttaqin (PSM) Takeran, Magetan, Jatim dengan Al-Irsyad Singapura untuk pengembangan Islamic International School. Menag mengaku optimistis jemaah calon haji Indonesia yang mencapai 207 ribu orang akan dapat melunasi BPIH pada batas waktu hingga 10 September mendatang. "Kalau tanggal 10 September belum lunas akan diberi kesempatan lagi hingga 7-10 hari berikutnya," katanya. Pengumuman BPIH memang agak telat (terlambat), karena biasanya memasuki puasa Ramadhan sudah selesai untuk proses paspor dan visa, tapi sekarang masih belum. Ditanya tentang lokasi pemondokan JCH di Mekkah yang cukup jauh, ia mengatakan hal itu bukan hanya dialami Indonesia semata, tapi negara lain juga mengalaminya. "Itu bukan hanya Indonesia, tapi kami akan memfasilitasi dengan kendaraan," katanya. Lokasi yang jauh itu terjadi akibat perluasan Masjidil Haram. Mengenai JCH yang sudah lebih dari satu kali naik haji, ia mengatakan JCH seperti itu akan dicoret namanya dan dia akan masuk "waiting list" (daftar tunggu). "Kami juga akan mendahulukan JCH yang berusia 70 tahun ke atas," katanya. Tentang JCH plus, ia mengatakan JCH plus dikenai BPIH minimal 5000 dolar AS, sehingga pemondokan mereka berada di hotel. "Kalau sampai tidak di hotel, tentu kita gebuk (penyelenggara BPIH plus atau KBIH)," katanya. Penandatanganan kerjasama Pesantren Takeran, Magetan dengan Al-Irsyad Singapura itu dihadiri Menag Singapura Yoacob Ibrahim, Ketua MUIS (Majelis Ugama Islam Singapura atau sejenis MUI) Alami Musa, dan Ketua Al-Irsyad Singapura Rozaq Moh Lazim. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008