pilihannya mengerucut menjadi dua, yaitu apakah menggunakan stiker atau dengan menggunakan OBU (On Board Unit) yang ditanam di dalam kendaraan. Namun, lanjutnya, tidak tertutup kemungkinan pula ada pilihan lagi selain dua opsi tersebut.
Jakarta (ANTARA) - PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengemukakan bahwa mekanisme apapun yang akan menggantikan kartu tapping dalam rangka memperlancar akses keluar-masuk tol masih menunggu regulasi yang akan dikeluarkan pemerintah.

"Tahap awalnya, kami menunggu regulasi pemerintah," kata Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal di Jakarta, Selasa.

Menurut Donny, Jasa Marga dengan berbagai pihak terkait sedang mengembangkan sistem Internet on Things (IoT).

Dengan melakukan riset tersebut, selain menunggu regulasi pemerintah, ke depan juga akan ditentukan apa sistem yang terbaik untuk menggantikan kartu tapping.

Baca juga: Pariwisata melesat, kinerja ruas tol juga akan terdongkrak

Ia berpendapat bahwa pilihannya mengerucut menjadi dua, yaitu apakah menggunakan stiker atau dengan menggunakan OBU (On Board Unit) yang ditanam di dalam kendaraan. Namun, lanjutnya, tidak tertutup kemungkinan pula ada pilihan lagi selain dua opsi tersebut.

Idealnya, menurut dia, seharusnya bisa hanya dengan menaruh ponsel di dashboard kendaraan dan sudah dapat dibaca langsung oleh sensor yang ditempatkan di akses keluar masuk jalan tol.

"Berbagai potensi ini lagi kami coba di lab di Tangerang, diharapkan akan dapat segera diluncurkan," paparnya.

Sistem baru itu juga diharapkan bakal mengurangi waktu transaksi di akses tol dari sekitar 7 detik pada saat ini, menjadi hanya 1-2 detik.

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol atau BPJT menekan pentingnya kepercayaan investor atau investors confidence dalam pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol.

Baca juga: Jasa Marga pastikan layang Jakarta-Cikampek difungsikan Desember

"Menurut saya yang lebih penting adalah soal kepercayaan investor. Ketika kita bicara mengenai kepercayaan investor, kepercayaan investasi itu tumbuh di sektor jalan tol dan seperti kita ketahui pemerintah sudah membuat berbagai macam instrumen baik struktur pembiayaan maupun instrumen perizinan yang diharapkan bisa membantu rencana investasi pembangunan jalan tol untuk tahap kedua berikutnya, yang tidak berkurang melainkan bertambah cukup banyak pada periode kedua Presiden Joko Widodo," ujar Kepala BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit.

Menurut Danang, dalam daftar rencana BPJT terdapat sekitar 2.500 sampai dengan 3.000 Km rencana pembangunan jalan tol yang tidak semuanya bisa dijalankan atau dibangun karena tergantung dengan prioritasnya.

"Saya kira kepercayaan investor itu sangat penting menurut saya karena masyarakat dan juga pengusaha mengetahui bahwa pemerintah itu hadir bersama-sama dengan mereka berinvestasi," katanya.

Kepala BPJT tersebut menjelaskan bahwa kalau melihat proyek strategis nasional, 75 persen prestasinya di jalan tol sudah tercapai. Jadi apa yang telah dicapai di sektor jalan tol ini diharapkan dapat menular ke sektor-sektor infrastruktur lainnya seperti kereta api, bandara, pelabuhan dan sebagainya.
Baca juga: Jasa Marga: Tol Trans-Jawa ciptakan "trafik silaturahmi"

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019