Moskow (ANTARA News) - Presiden Rusia Dmitry Medvedev minta pemerintah Eropa Sabtu untuk mengirim lagi pengamat ke Georgia, tempat pertempuran meletus bulan ini, kata pernyataan Kremlin. Moskow "minta dikirimnya pengamat tambahan OSCE ke zona keamanan dan melakukan pengamatan yang adil terhadap tindakan pemerintah Georgia", katanya. Pernyataan Kremlin itu menyusul pembicaraan melalui telpon antara Medvedev dan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menjelang pertemuan puncak darurat Uni Eropa Senin yang diminta untuk membicarakan krisis Georgia. Rusia berikeras bahwa negara itu "telah memenuhi sepenuhnya keenam prinsip" perjanjian gencatan senjata yang diperantarai oleh Perancis guna mengakhiri lima hari pertempuran antara pasukan Georgia dan Rusia di Ossetia Selatan yang memisahkan diri, kata pernyataan tersebut. Barat melihat kehadiran pengawas dari Organisasi untuk Keamanan dan kerjasama di Eropa sebagai kritis untuk menjamin keberhasilan gencatan senjata itu. Ke 56 negara OSCE telah memutuskan bulan ini untuk mengirim 100 pengamat ke Georgia. Sedikitnya 10 negara telah menawarkan untuk menyumbang. Ada delapan pengamat militer tak bersenjata OSCE di Georgia sebelum konflik meletus, bertugas di satu misi yang dibentuk pada 1992. Dalam pembicaraan telpon, Medvedev menjelaskan pada Brown alasan bagi keputusannya untuk mengakui kemerdekaan Ossetia Selatan dan republik Georgia lainnya yang memisahkan diri, Abkhazia. Mingguan Jerman Der Spiegel secara terpisah melaporkan bahwa pengamat OSCE telah menyalahkan Georgia karena memicu krisis itu dalam serangkaian laporan tidak remsi pada pemerintah Jerman. Pengawas OSCE mengatakan Georgia telah melakukan persiapan ekstensif untuk melakukan serangan di Ossetia Selatan 7 Agustus. Tbilisi menyatakan mereka telah dihasut oleh pihak Rusia. Rusia membalas dengan mengirim pasukan besar-besaran tank, tentara, pesawat terbang, kapal angkatan laut, sebelum menyetujui gencatan senjata enam butir yang diperantarai oleh Perancis lima hari kemudian. Moskow telah menarik mundur bagian terbesar dari pasukannya dan memelihara tentaranya yang tinggal untuk berdinas dalam misi penjaga perdamaian. Georgia mencap mereka sebagai pasukan pendudukan, demikian AFP.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008