Jambi (ANTARA News) - Pesawat Sriwijaya Air jenis Boeing 737-200 dengan nomor penerbangan SJ 062, yang terperosok beberapa ratus meter dari landaran Bandara Sultan Thaha Jambi pada 27 Agustus 2008, mulai dievakuasi. Pihak maskapai Sriwijaya Air bersama "Aero Maintanance Indonesia" berjumlah 13 orang sudah turun di lokasi kejadian dan memulai evakuasi badan pesawat, kata Kepala Bandara Jambi, Basuki Mardianto, Senin. Selama beberapa hari ini pekerjaan evakuasi sudah dapat segera selesai dan seluruh badan pesawat dapat dikirim ke Jakarta untuk diserahkan ke manajemen Sriwijaya Air. Pihak bandara berharap evakuasi badan pesawat sudah dapat terselesaikan paling lama dua hari dan sampai saat ini seluruh kursi dalam pesawat itu serta peralatan komunikasi di ruangan pilot sudah diangkat. Masalah pemotongan bagian badan pesawat, semua wewenang dari maskapai penerbangan dan pihak bandara berharap badan pesawat dapat diangkat dari lokasi kebun sayur beberapa meter dari luar landasan bandara. Masih adanya badan pesawat di luar landasan bandara tersebut juga cukup mengganggu jalannya opersional penerbangan di bandara Sultan Thaha Jambi. Selain itu bahan bakar minyak (BBM) yang ada dalam pesawat, avturnya sudah diangkat seluruhnya dan kini tersimpan pada tempat yang aman, sesuai petunjuk dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Sementara itu hasil pantauan pada lokasi kejadian, tim dari maskapai penerbangan sedang bekerja keras melakukan evakuasi badan pesawat dengan penjagaan aparat kepolisian dan petugas bandara. Pesawat Sriwijaya Air jenis Boeing 737-200 dengan nomor penerbangan SJ062 dipiloti M Basuki dan co pilot Erik membawa 125 penumpang dan enam kru dalam kecelakaan itu tidak ada korban jiwa. Namun dalam musibah kecelakaan pesawat komersial tersebut menyebabkan tiga orang petani atau sekeluarga menjadi korban, yakni Seno (50) mengalami luka parah dan cacat seumur hidup, karena kaki kiri dan tangan kanannya terpaksa diamputasi. Sedang anaknya Ahmad Solikhin (4 tahun) mengalami patah kedua kaki dan tangan kiri, dan isteri Parsi (45) patah kaki kiri dan luka di bagian kepala. Hingga kini mereka masih dirawat intensif di RS Asia Medika Jambi dan pihak Sriwijaya Air berjanji menanggung semua biaya hidup dan pendidikan anak korban. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008