Tokyo (ANTARA News) - PM Jepang Yasuo Fukuda di Tokyo, Senin, mengumumkan dirinya untuk mundur dari jabatan Perdana Menteri Jepang, menyusul tekanan politik yang melanda kubu pemerintahan. Dalam jumpa pers yang digelar mendadak, pihak perdana menteri Fukuda mengemukakan bahwa berbagai usulan pemerintah di parlemen selalu mendapat penolakan dari kubu oposisi sehingga telah menyulitkannya untuk menjalankan kebijakan-kebijakannya. "Sulit bagi seorang pemimpin untuk meneruskan kebijakan dalam situasi seperti ini," kata Fukuda yang juga merupakan Ketua Umum partai LDP (Liberal Democrat Party) Pengumuman pengunduran dirinya sebagai PM diberitakan secara luas oleh berbagai media masa baik dari dalam maupun luar negeri Jepang. Pengunduran diri Fukuda tentu saja mengejutkan banyak pihak, apalagi tidak ada alasan yang bisa diajukan ke publik, seperti yang pernah dilakukan Shinzo Abe, karena alasan kesehatan. Dalam keterangan yang disampaikan, Fukuda juga mengaku bahwa pengunduran dirinya telah dipikirkan masak-masak dalam beberapa pekan terakhir. Fukuda mengakui dirinya gagal melakukan negosiasi dengan kubu oposisi. Keputusan yang diambil Fukuda tentunya menyebabkan kevakuman sementara dalam politik Jepang. Fukuda juga menyatakan telah menyerahkannya ke parlemen untuk segera melakukan pemilihan ketua umum partai LDP. Ketua Umum partai LDP (menguasai majelis rendah parlemen Jepang) secara tradisional dipilih sebagai perdana menteri Jepang. Pengunduran diri Fukuda dilakukan sekitar pukul 21.30 malam di kediaman resmi perdana menteri (bukan kantor perdana menteri). Fukuda juga telah memerintahkan Sekjen LDP Taro Aso untuk menggelar secepatnya pemilihan Ketua Umum partai. Berbagai komentar publik yang disiarkan media massa Jepang menyebutkan bahwa pengunduruan diri itu tidak bertanggung jawab. Media massa juga menyamakannya dengan pengunduran diri yang dilakukan Shinzo Abe yang dilakukan di tengah kemelut politik.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008