Jakarta (ANTARA News) - Indonesia-German Disaster Relief Committee (Indogerm) menyatakan membubarkan diri setelah menyelesaikan misinya merehabilitasi Aceh pasca tsunami 26 Desember 2004 dengan total dana terkucur 315 juta euro. "Kami sekarang telah menyelesaikan tugas dan seluruh proyek yang saat itu direncanakan. Target kami dua tahun, tapi kami selesaikan tiga tahun," kata Ketua Umum Indogerm Danny Jozal seusai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres, Selasa. Bersama sejumlah pengurus Indogerm dan Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman (Ekonid) Jozal mengatakan, dana 315 juta euro itu untuk membiayai 30 proyek sejak Januari 2005. Sementara itu, Managing Director Ekonid Jan Ronnfeld yang juga pendiri Indogerm mengatakan uang 90 juta euro tersebut berasal dari sumbangan 50 perusahaan Jerman. Sedangkan 225 juta euro lagi berasal dari institusi Jerman untuk bantuan negara berkembang sehingga totalnya 315 juta euro, tambahnya. Perincian penggunaan dana antara lain 56 juta euro untuk proyek pendidikan, khususnya untuk mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan I, II dan III di Banda Aceh. Bantuan juga diberikan untuk bidang perikanan seperti pengadaan kapal, "genset", alat pendingin senilai delapan juta euro. Sedangkan enam juta euro untuk bantuan kesehatan, seperti bantuan peralatan rumah sakit dan untuk anak-anak yatim piatu sebesar 15 juta euro. Sisanya untuk sarana "community development", seperti pembangunan fasilitas sosial dan fasilitas umum sekitar dua juta euro. "Proyek dimulai April 2005 dan selesai Juli 2008. Semuanya sudah diaudit oleh Ekonid," ujar Jozal.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008