Seoul (ANTARA) - Harga minyak tidak berubah di pasar Asia pada Kamis pagi, di tengah kekhawatiran atas penundaan kesepakatan sementara perdagangan AS-China yang ditunggu-tunggu.

Minyak mentah berjangka Brent datar di 61,74 dolar AS per barel pada pukul 01.58 GMT (08.58 WIB). Harga Brent turun 1,22 dolar AS atau hampir dua persen pada Rabu (6/11/2019).

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada di 56,32 dolar AS per barel, turun tiga sen dari penutupan terakhir mereka. WTI turun 88 sen atau 1,54 persen, pada sesi sebelumnya karena tumpukan persediaan yang lebih besar dari perkiraan.

Stok minyak mentah AS naik 7,9 juta barel pekan lalu karena kilang memangkas produksi dan ekspor turun, mengalahkan ekspektasi analis untuk kenaikan 1,5 juta barel, ungkap Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (6/11/2019).

Baca juga: Harga minyak di Asia lanjut turun, pasca-Arab Saudi pulihkan produksi

Persediaan bensin dan sulingan turun masing-masing 2,8 juta barel dan 622.000 barel.

"Penumpukan persediaan dan penurunan ekspor kemungkinan terkait dengan sanksi COSCO," kata Stephen Innes, ahli strategi pasar di AxiTraders, merujuk pada perusahaan kapal tanker China yang terkena sanksi Amerika Serikat, antara lain, pada akhir September karena dugaan keterlibatan dalam memindahkan minyak mentah dari Iran.

Ekspor minyak mentah AS turun hampir satu juta barel minggu lalu menjadi 2,4 juta barel per hari.

"Sanksi akan kembali menghantui gairah minyak sebagai trifecta negatifitas jika Anda memasukkan kemungkinan keterlambatan dalam menandatangani kesepakatan perdagangan fase satu antara dua ekonomi top dunia dan konsumen minyak terbesar," kata Innes.

Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping untuk menandatangani kesepakatan sementara dapat ditunda hingga Desember karena pembicaraan terus berlanjut mengenai persyaratan dan tempat, seorang pejabat senior pemerintahan Trump mengatakan kepada Reuters, Rabu (6/11/2019).

Mungkin saja perjanjian "tahap satu" yang bertujuan mengakhiri perang dagang yang merusak tidak akan tercapai, tetapi kesepakatan itu lebih mungkin daripada tidak, kata pejabat itu.

Harapan untuk mencairnya ketegangan perdagangan telah mendukung harga minyak selama beberapa sesi terakhir.

Baca juga: Usai tiga hari naik, harga minyak turun tipis di perdagangan Asia

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019