Yogyakarta (ANTARA News) - Investigasi yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terhadap kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan kepala sekolah SMA Negeri 2 Banguntapan, Bantul terhadap siswanya, sampai sekarang belum selesai. "Target kami memang hari ini selesai, namun karena ternyata bukan pekejaan yang mudah, kami belum bisa memperoleh hasil investigasi yang lengkap," kata Kepala Dinas Pendidikan Bantul Sudarman, Selasa. Ia mengatakan investigasi belum selesai, karena baru kepala sekolah, beberapa guru dan anggota Dewan Sekolah yang telah dimintai keterangan. Sedangkan sejumlah siswa yang menjadi korban pelecehan belum dimintai keterangan satu orang pun. Menurut dia, pihak-pihak yang telah dimintai keterangan semuanya memberikan keterangan yang sama, bahwa kepala sekolah hanya memeriksa celana sejumlah siswa laki-laki, dan sedikit memukul paha siswa itu sebagai bentuk teguran, bukan meremas-remas alat vitalnya, dan menyuruh membuka celananya seperti yang dikatakan beberapa siswa. "Bahkan menurut pengakuan beberapa guru setempat, kepala sekolahnya terkenal tegas terhadap siswa dalam menegakkan disiplin. Bahkan sejak setahun terakhir, sejak sekolah ini dipimpin kepala sekolah itu, prestasi SMA Negeri 2 Banguntapan sangat maju," katanya. Sedangkan menurut Ketua Komisi A DPRD Bantul Aryunadi, investigasi yang dilakukan Dinas Pendidikan termasuk lambat. Karena itu, pihaknya akan memanggil langsung para siswa dan beberapa guru yang mengetahui kejadian tersebut agar penanganan kasusnya tidak berlarut-larut. "Komisi A dan pemerintah kabupaten akan bekerjasama untuk menuntaskan penanganan kasus ini, karena dampaknya tidak baik jika terlalu lama. Dampak negatifnya akan terasa pada siswa, dan nama baik sekolah," katanya. Sebelumnya, pada Kamis pekan lalu puluhan siswa SMA Negeri 2 Banguntapan Bantul berunjukrasa di halaman sekolah menuntut pencopotan kepala sekolahnya karena diduga melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah siswa laki-laki.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008