Medan (ANTARA News) - Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia (GPPI) berencana mengunjungi London pekan depan untuk menegaskan perkebunan kelapa sawit Indonesia tidak merusak hutan. "Penegasan ini untuk menepis tudingan berbagai NGO (lsm) bahwa perkebunan sawit Indonesia melakukan pengrusakan hutan," kata Ketua GPPI Soedjai Kartasamita di Medan, Sabtu. Beberapa LSM ini mendesak produsen produk jadi bahan sawit di Inggris dan negara lainnya menghentikan pembelian sawit dari Indonesia sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan. Mantan Dirut PTPN VI (sekarang dilebur menjadi PTPN 4) itu menyatakan, penjelasan kepada pemerintah dan perusahaan importir minyak sawit Indonesia sangat penting untuk mencegah terjadinya penghentian ekspor yang bisa membahayakan petani, pengusaha dan pemerintah sendiri. "Faktanya perkebunan di Indonesia tidak melakukan pengrusakan hutan seperti yang dituduhkan beberapa NGO," katanya. Perusahaan sawit Indonesia mempedulikan lingkungan, apalagi Indonesia adalah juga anggota RSPO (minyak sawit berkelanjutan) yang mensyaratkan anggotanya untuk ramah pada lingkungan. Soedjai menyetakan, sejumlah perusahaan terus berupaya memenuhi kriteria RSPO dengan mendapatkan sertifikat RSPO. Namun, perusahaan Indonesia sulit mendapatkan sertifikat RSPO antara lain karena membutuhkan dana ratusan ribu dolar AS untuk keperluan audit. Sekarang ini baru United Plantation Malaysia yang sudah mengantongi sertifikat RSPO, kata Soedjai. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008