Jika ada penundaan lagi kemungkinan pasar akan merespon negatif
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat di tengah potensi mundurnya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China.

"Kesepakatan dagang ini semula direncanakan akan ditandatangani pada 15-16 November akhir pekan ini, tetapi diundur sampai Desember 2019. Namun belum diketahui kapan. Jika ada penundaan lagi kemungkinan pasar akan merespons negatif," kata Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa.

Presiden AS Donald Trump kembali memberikan komentar yang kemungkinan bisa membuat kesepakatan dagang AS-China mundur.

Baca juga: Dolar AS melemah di tengah berita perang dagang yang beragam

Presiden Trump memberi pernyataan tidak setuju untuk menarik kembali tarif yang telah ditetapkan, bahkan mengatakan tidak benar terkait kesediaan AS mencabut tarif.

Pernyataan tersebut sebagai balasan pernyataan pejabat tinggi China sebelumnya yang menyatakan AS dan China sepakat untuk mengurangi tarif.

Lana memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.070 per dolar AS hingga Rp14.090 per dolar AS.

Pada pukul 10.28 WIB, rupiah masih menguat 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.057 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.067 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.059 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.040 per dolar AS.

Baca juga: IHSG rawan terkoreksi akibat sentimen negatif global

Baca juga: Harga emas jatuh, dipicu permintaan rendah pada aset aman

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019