Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah pedagang pasar tradisional di wilayah DKI Jakarta menegaskan tidak menjual daging glonggongan atau daging sapi yang dicampur dengan daging jenis lain yang berkualitas buruk. "Di sini tidak ada daging glonggongan. Kita tahu para petugas dinas kerap datang untuk memeriksa atau membeli daging," kata Udin, Ketua Pedagang Daging Pasar Mayestik, kepada ANTARA di Jakarta, Selasa. Menurut Udin yang telah sekitar 10 tahun berdagang daging sapi, dirinya tidak pernah menemukan kasus daging glonggongan di Pasar Mayestik. Senada dengan Udin, Asmin, seorang pedagang Pasar Cipete, mengatakan, para pedagang telah tahu dari daerah mana biasanya muncul daging glonggongan, sehingga mereka telah dapat menolaknya. "Tidak hanya daging campuran, kita juga tidak menjual daging glonggongan," kata Asmin. Sementara itu, sejumlah warga masih kerap berdatangan ke pasar tradisional karena mereka telah terbiasa membeli di pasar dan percaya kepada para pedagang. Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta, Edy Setiarto pada Kamis (4/9) kepada wartawan mengatakan, pihaknya telah mengawasi sebanyak 15 rumah pemotongan hewan (RPH) dan 93 pasar tradisional di ibukota selama enam bulan terakhir. Hasilnya, ujar dia, semua daging yang ditemukan adalah daging segar dan tidak ditemukan adanya daging glonggongan atau campuran, dan juga daging yang terinfeksi antraks. RPH yang diperiksa untuk pemeriksaan daging sapi segar antara lain RPH Cakung, RPH Pulo Gadung, dan RPH Tanjung Priok. Dinas Peternakan juga bertekad untuk meningkatkan lagi pengawasan terutama menjelang lebaran di mana permintaan untuk daging sapi diperkirakan akan meningkat. (*)

Copyright © ANTARA 2008