London (ANTARA News) - Harga minyak mentah pada Jumat, "rebound" (berbalik naik) dari posisi terendah enam bulan karena Badai Ike memaksa penutupan fasilitas produksi energi di Teluk Meksiko, kata para pedagang. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Oktober, meningkat 1,80 dolar AS menjadi 102,67 dolar AS per barrel. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober naik 1,69 dolar AS menjadi 99,33 dolar AS di London. "Ike dapat berkembang menjadi topan kategori tiga, mengancam mengganggu banyak produksi dari kilang minyak sepanjang pesisir Teluk Meksiko," kata analis minyak Andrey Kryuchenkov dari perusahaan broker Sucden di London. Badai Ike pada Jumat menghampiri Houston, kota terbesar keempat di AS, membuat ratusan ribu orang melarikan diri di tengah sebuah peringatan bahwa badai masih di kawasan dataran rendah "menghadapi beberapa kehancuran." Produksi minyak dan gas alam di Teluk Meksiko sebagian besar ditutup, meskipun Departemen Energi AS (DoE) mengatakan Ike kemungkinan menghindari sebagian besar rig dan anjungan minyak di sana. "Sekitar 95,9 persen dari 1,3 juta barrel per hari produksi minyak di Teluk dan 73,1 persen dari 7,4 miliar kaki kubik per hari produksi gas alam telah ditutup," kata departemen dalam sebuah pernyataannya yang diterbitkan Kamis. Sebagian besar kilang minyak AS terletak di teluk, dimana raksasa minyak Inggris-Belanda Shell mulai mengevakuasi personilnya pada Rabu. Minyak mentah berjangka juga menguat setelah Presiden Venezuela Hugo Chavez pada Kamis mengancam untuk menghentikan pasokan minyaknya ke Amerika Serikat, pembeli terbesarnya, jika Washington menyerang pemerintahannya. Ancaman tersebut terjadi setelah Chavez mengumumkan bahwa dutabesar AS untuk Venezuela Patrick Duddy hanya punya waktu 72 jam untuk meninggalkan negaranya. "Jika terjadi suatu serangan terhadap Venezuela `dari Washington` maka tidak akan ada minyak untuk rakyat Amerika Serikat," kata Chavez dalam suatu acara di depan umum, di kota pelabuhan Puerto Cabello, 120 kilometer di barat Caracas. Venezuela mengusir dutabesar Amerika Serikat untuk meninggalkan negaranya sebagai tindakan solidaritas dengan Bolivia yang juga mengusir dutabesar AS. Pihaknya menyatakan solidaritas dengan Bolivia, yang pada Rabu memerintahkan dutabesar AS Philip Goldberg di La Paz meninggalkan negara itu. Presiden Bolivia Evo Morales menuduh Goldberg mengipasi aksi-aksi protes oleh kelompok oposisi. Washington Kamis balik mengusir dutabesar Bolivia untuk AS. Bentrokan di Bolivia Kamis memicu kekhawatiran kekacauan terus meluas dan kemungkinan terjadi perang sipil. Sedikitnya delapan orang tewas pada saat protes-protes keras anti-pemerintah merebak di Bolivia Kamis, yang menyebabkan kerusakan di lokasi industri gas alam. Harga minyak telah jatuh ke posisi terendah enam bulan di bawah 97 dolar AS per barrel pada Kamis karena dolar AS menguat dan kekhawatiran permintaan untuk sementara lebih berat ketimbang kekhawatiran Ike, demikian AFP.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008