Timika, Papua (ANTARA News) - Pemimpin umat Katolik Keuskupan Timika, Papua, Uskup John Philip Saklil Pr meminta jajaran kepolisian agar mengusut sampai tuntas peledakan jembatan Kali Kabur (Sungai Otomona) di Mile 39 dan tempat penampungan solar PT Freeport Indonesia (PT FI) di Mile 50, Kamis (11/9) malam dan Jumat (12/9) dini hari. "Kejadian ini harus diusut tuntas oleh pihak kepolisian agar bisa diketahui siapa pelaku yang bertanggung jawab di balik semua teror ini. Kejadian ini setidaknya telah mengusik rasa damai rakyat Papua di bumi Cenderawasih ini," tegas Uskup Saklil di Timika, Minggu. Kiranya, kejadian ini tidak sampai menghambat pelaksanaan ibadah puasa dari saudara-saudara kita umat Muslim selama bulan suci Ramadhan. Uskup Saklil mengimbau semua umat beragama yang merupakan bagian integral dari masyarakat Mimika agar tidak terpancing dengan berbagai isu yang berkembang. Sebaliknya, katanya, pengusutan kasus ini sepenuhnya menjadi tugas kepolisian. "Masyarakat jangan cepat percaya dengan isu-isu yang beredar. Saya juga minta kepolisian harus profesional dengan tidak cepat mengkambinghitamkan orang atau kelompok tertentu. Polisi harus dapat mengungkap motif atau latar belakang kasus ini dan mengapa areal Freeport menjadi target utama pelaku teror itu," ungkap pemimpin tertinggi Gereja Katolik Keuskupan Timika itu. Sementara itu, tokoh masyarakat Mimika yang juga mantan Ketua DPRD Mimika periode 1999-2004, Andreas Anggaibak, menegaskan kejadian dan rencana peledakan di areal PT FI merupakan rekayasa dari pihak-pihak tertentu yang ingin menarik perhatian dunia luar seolah-olah Timika tidak aman. "Saya tidak setuju kalau Keli (Keli Kwalik-Red) dituduh sebagai dalang di belakang semua kejadian ini. Keli tidak pernah berbuat jahat untuk mengacaukan daerah. Ini murni rekayasa orang lain yang bekerjasama dengan orang-orang yang ingin merusak daerah," tegas Anggaibak. Anggaibak mengaku tidak yakin kejadian rencana peledakan di areal PT FI terkait kunjungan kerja Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Cameron Hume, ke Kabupaten Mimika pekan lalu. Dia juga sepakat dengan Uskup Timika agar pihak kepolisian harus mengusut tuntas kejadian tersebut karena warga Mimika menghendaki perdamaian. Kasus teror mortir terjadi di areal PT FI pada Kamis (11/9) malam dan Jumat (12/9) dini hari. Kejadian pertama berlangsung di Mile 39, tepatnya di jembatan Kali Kabur yang merupakan ruas utama yang menghubungkan Timika-Tembagapura sekitar pukul 23.30 WIT. Pelaku memasang dua mortir berukuran panjang 50 cm dan berat 15 kg tepat di bawah jembatan yang dipanaskan dengan kompor minyak tanah. Salah satu mortir sempat meledak, namun tidak menimbulkan kerusakan berarti. Sedangkan satu mortir lainnya tidak sempat meledak dan kini diamankan di Mako Brimob Detazemen B Timika. Tak berselang beberapa lama kemudian, ledakan kedua terjadi di dekat pagar penampung solar PT FI di Mile 50. Di lokasi ini, pelaku memasang mortir yang lebih kecil di atas setumpukan batu yang dipanaskan. Untuk mengusut kasus tersebut, Kapolda Papua Irjen Pol Drs FX Bagus Ekodanto yang terjun langsung ke TKP menugaskan satu tim Detazsmen Khusus (Densus) 88 yang beranggotakan 19 orang dipimpin Kombes Pol Wisarland dan juga satu tim identifikasi dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri dari Jakarta dan Makassar. (*)

Copyright © ANTARA 2008